GRESIK, GELORAJATIM.COM – Besarnya minat masyarakat untuk membeli rumah yang sesuai dengan keinginan menjadi peluang bisnis bagi para pengembang, mereka berlomba-lomba menawarkan unit hunian dengan harga yang berbeda-beda, tergantung dari kualitas, luas, dan fasilitas yang disediakan.
Namun maraknya praktek pengembang yang nakal mulai dari proyeknya yang mangkrak hingga pengembang yang kabur ketika ada masalah terkait hunian yang dibangun, menjadikan perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang terus berupaya meningkatkan kualitas bangunan rumah dengan memberikan aturan khusus kepada para pengembang.
Proyek pengembangan pembangunan perumahan Bukit Bambe Desa Bambe –Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik yang menambah unit baru, saat ini warga sudah tak mempercayainya lagi, adanya indikasi bahwa pihak pengembang sengaja mengolor realisasi kesepakatan bersama yang pernah dibuat dengan warga perumahan Bukit Bambe yang diwakili oleh pengurus RT/RW setempat.
Saresehan musyawarah warga yang digelar di Balai RW 06 Perum. Bukit Bambe dihadiri oleh Ketua RW beserta pengurus, Para Ketua RT, Pengurus/Perwakilan, Tokoh Masyarakat, Ketua BPD, Sekretaris BPD dan Kepala Dusun Bambe, salah satu topik pembahasannya mengevaluasi kinerja dan progress pelaksanaan kesepakatan developer pengembang, lantaran dinilai belum ada kejelasan. Sabtu, (06/01/2024)
Beberapa point dari keluhan warga, terkait permasalahan diantaranya sebagai berikut:
a. PDAM yang belum mengalir nonstop 24 Jam dengan debit air yang ideal, yang selama ini 2 hari sekali itupun hanya beberapa jam.
b. Banjir tahunan saat musim penghujan yang menggenangi rumah pemukiman warga
c. Fasum/Fasos yang belum diserahkan ke pemerintah daerah atau sudah diserahkan namun tidak diverifikasi karena tidak sesuai kualitas, spesifikasi teknis, site plan dan ini tetap menjadi tanggungjawab developer, termasuk yang menjadi tuntunan warga Fasum/Fasos Masjid Jami’ Al Ikhlas Bukit Bambe.
d. Akses jalan keluar masuk warga penghuni perumahan Bukit Bambe tidak disediakan oleh pengembang.
Hal ini menjadi skala prioritas tanggungjawab dari pihak pengembang yang harus mendapatkan perhatian untuk diselesaikan, selanjutnya warga dalam waktu dekat akan melakukan aksi penghentian kegiatan proyek pembangunan perumahan Bukit Bambe sampai permasalahan warga tersebut belum terselesaikan.
“Sudah trauma dengan perlakuan pihak pengembang kepada warga perumahan Bukit Bambe” ujar salah satu warga setempat. (Shd)