Komunitas senam KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Kabupaten Sidoarjo ketika di gedung Serbaguna GOR Sidoarjo.
GeloraJatim.com – Menerapkan hidup sehat ditengah pandemi Covid-19 menjadi hal wajib yang harus dilakukan. Banyak cara untuk mencapainya, salah satunya dengan melakukan olahraga senam. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus mendorong masyarakat menerapkan olahraga melalui program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Terbaru, Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Diporapar) Kabupaten Sidoarjo menciptakan senam SSB (Senam Sidoarjo Bugar). Hal itu sebagai upaya menggelorakan Germas melalui senam dikala pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Pagi tadi, SSB diperkenalkan kepada belasan komunitas senam yang tergabung dalam KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Kabupaten Sidoarjo di gedung Serbaguna GOR Sidoarjo, Minggu, (19/9/2021). Seperti Komunitas Senam Aerobik Alternatif, Tera, Perwatusi, Belly Dance serta Lien Tien Kung.
Dalam launching SBB yang dikemas dalam Germas Gebyar SSB dan senam gembira bersama masyarakat tersebut, diikuti oleh komunitas Lansia, Jantung, APPSI, AYS, Line Dance, PORPI dan Asma. Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Bidang Olahraga Diporapar Sidoarjo, M. Bashori Alwi S.Sos.,M.Pd.I itu dihadiri Ketua KORMI Sidoarjo, MG. Hadi Sutjipto. Dalam kegiatan itu Disporapar Sidoarjo memberikan reward kepada peserta senam yang dinilai bagus dalam mengikuti senam SSB serta dipandu instruktur senam. Sebanyak 20 peserta senam dipilih untuk mendapatkan reward uang tunai masing-masing sebesar Rp. 450 ribu yang diserahkan Kabid Olahraga, M. Bashori Alwi.
Kabid Olahraga, M. Bashori Alwi mengatakan senam SSB tercipta dari seni budaya masyarakat Sidoarjo. Seni budaya lokal Sidoarjo yang ada diangkat dan dikembangkan menjadi gerak senam. Persisnya seni Tari Ujung Desa Tarik yang berada di Kecamatan Tarik.
“Pada dasarnya SSB ini mengambil tema Lokal Sidoarjo persisnya Tari Ujung di Kecamatan Tarik yang sudah lama ada, disana masih berkembang Tari Ujung dan ini masyarakat banyak yang tidak tahu,” ucap M. Bashori Alwi.
M. Bashori Alwi menambahkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI menghimbau daerah untuk kreatif menciptakan olahraga masyarakat. Hal itu yang mendorong semangatnya untuk menciptakan senam SSB kali ini. Dikatakan, 80 persen gerakan senam SSB adalah dari Tari Ujung. Kemudian sedikit dikreasi oleh tim dari Disporapar Sidoarjo. Seperti musiknya yang memang sengaja tidak sepenuhnya diambil dari tari tersebut.
“Setiap daerah diminta Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menciptakan (senam), dan ini akan kita ikutkan dalam lomba yang diadakan nantinya oleh kementerian, kami coba mengawali menciptakan ini dan ketika kementerian akan mengadakan lomba kami sudah siap,” ungkap M. Bashori Alwi.
Kedepan lanjut M. Bashori Alwi, dirinya akan membuat senam-senam kreasi lokal lainnya. Masih banyak potensi seni budaya lokal Sidoarjo yang dapat diangkat menjadi olahraga senam. Seperti Tari Banjarkemuning yang dapat dikembangkan lagi. Menurutnya dengan pengembangan seni budaya seperti ini dapat sebagai ladang promosi seni budaya khas Sidoarjo.
“Nanti kami juga akan cari hal-hal yang khas di Sidoarjo ini, saya kira masih banyak, seperti didaerah pesisir yang sudah ada Tari Banjarkemuning maupun budaya nyadran, kami akan bergerak terus kewilayah yang mempunyai ciri khas,” pungkas M. Bashori Alwi.
Setelah itu kata M. Bashori Alwi, dirinya akan mempromosikan senam SSB. Tidak hanya dilingkup OPD Sidoarjo saja, nanti akan dilakukan ditengah-tengah masyarakat. Komunitas-komunitas yang dinaungi KORMI Sidoarjo menjadi jalan SSB agar dapat diketahui masyarakat luas.
“Materi ini (senam SSB) juga sudah kami sebarkan melalui CD sehingga bisa dipelajari lebih lanjut, ada contoh gerakannya disitu, dan ini juga bisa di akses di youtube, sehingga masyarakat bisa tahu serta mempelajari senam SSB ini,” terang M. Bashori Alwi.
Dikatakannya juga aktifitas olahraga tidak boleh berhenti dimasa pandemi Covid-19. Harus terus dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Hanya saja protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 wajib ditaati.
“Aktifitas olahraga tidak boleh berhenti tetapi dilaksanakan secara teroganisir, dilakukan tertata dan terjaga. Sehingga prokes itu berjalan dan kebugaran tetap tercipta,” tutup M. Bashori Alwi. (asup)