Askar Sodik.
Sidoarjo, Gelorajatim.com _ PWNU Jawa Timur pada tahun 2018 dan 2019 silam telah mengadakan penilaian terhadap Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se- Jawa Timur dalam acara NU Award PWNU Jawa Timur. Dari dua kali penilaian tersebut, PCNU Sidoarjo dinobatkan sebagai PCNU terbaik se- Jawa Timur, pada akhir November 2021.
NU Cabang Sidoarjo akan ada prosesi organisasi dalam rangka Konferensi NU Cabang Sidoarjo yang ke XXI. Setiap perhelatan pemilihan ketua, disana merebak isu pengkondisian dan risywah. Di NU pucuk kepemimpinan tertinggi adalah Rais. Sesuai dengan tingkatannya, tentu menjadi seorang Rais harus mampu menjadi tauladan baik bagi para Kyai, Gus dan jama’ah.
Ditubuh NU, jabatan Rais jarang sekali yang mau, biasanya para Kyai saling berebut tidak mau seperti pada era KH Bisri Syamsuri yang ketika itu didaulat menjadi Rais. Tapi beliau tidak mau, karena masih ada KH Wahab Hasbulah. Walaupun Mbah Wahab sapaan akrabnya, dalam keadaan sakit itulah tauladan para pendahulu kita.
Kriteria sebagai Rais sangat-sangat berat seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU pasal 43 ayat 1 (b). Diantaranya beraqidah Aswaja Annahdliyah, Alim, memiliki intregitas moral, Muharrik, Wara’ dan Zuhud. akan tetapi fenomena dan dinamika NU di Sidoarjo berbeda. Informasi yang berkembang ada Kyai yang mengumpulkan para rais agar bisa dipilih menjadi Raisa atau ada Kyai dengan dalih bersilaturrahim ke Rais MWC minta dukungan.
Hal seperti itu di NU kurang pas dengan ke adat istiadat di NU bukan silaturahimnya, tetapi pengumpulan para rais untuk meminta dukungan. Biarkan para kyai memilih sesuai dengan sendiri melalui hasil musyawarah mufakat para Rais ditinggkatannya yang nantinya dibawa ke dalam Forum Tertinggi di NU Sidoarjo.
Ketua NU sebagai pelaksana tugas sesuai tingkatannya tak kalah seru untuk menjadi nahkoda baik tingkat PB, PW, PC maupun MWC bahkan sampai tingkat ranting. Bagaimana kontestasi para bakal calon Ketua PC NU Sidoarjo ini sekarang?
Informasi yang berkembang ada pengkondisian untuk memenangkan bakal calon tertentu dari penguasa. Hal ini ditepis oleh Wakil Bupati Sidoarjo H. Subandi.
“Informasi itu tidak benar, jauh sebelum konferensi akan digelar. Saya katakan Sidoarjo ini tetap harus kondusif dan semua bisa berjalan untuk menciptakan harmonisasi antara Pemerintah dengan NU. Perlu dicatat bahwa dari Fraksi PKB dan semua anggota dewan, saya berpesan jelang konferensi jangan campuri urusan NU. Biarkan NU di Sidoarjo menentukan pemimpinya sendiri, biarkan NU Sidoarjo berjalan alami tidak ada tekanan dari manapun,” ujar Subandi.
Semoga apa yang dikatakan oleh Bapak Wakil Bupati itu benar dan selebihnya kita pasrahkan kepada yang mempunyai hak suara dan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga para pemimpin NU di Sidoarjo yang mempunyai hak suara pada, Minggu (28/11/2021) untuk Pemimpin NU Sidoarjo 5 tahun kedepan dapat memilih pemimpin yang amanah. Para pemilih dapat mandiri untuk menentukan pilihannya dengan semboyan “Kemandiriaan Jam’iyyah Secara Kafah”. Mari kita junjung tinggi marwah NU dan jauhi risywah.
Penulis : Askar Sodik (Alumni PKPNU PC NU Sidoarjo).