SIDOARJO, GELORAJATIM.COM – Kasus sengketa tanah pekarangan milik ahli waris Samin Pak Qodir oleh Asri Ela Fidaus ahli waris Djalil yang berada di Dusun Cumpleng RT 12 RW 04, desa Bangsri, Kecamatan Sukodono, kabupaten Sidoarjo, semakin memanas lantaran tak ada titik terang dan kesepakatan saat mediasi di kantor desa pekan lalu.
Keluarga besar ahli waris Samin Pak Qodir tua muda bersama -sama membersihkan tanah yang menjadi sengketa dengan memotong tumbuhan yang ada. Selain itu mereka juga memagari depan pekarangan dengan bambu di sepanjang tanah yang diyakini masih punya orang tuanya pada Selasa, (11/2/2025).
Joko salah satu perwakilan keluarga Samin Pak Qodir saat di temui di lokasi tanah sengketa yang telah diakui oleh Asri Ela firdaus mengatakan, ”Sebagai ahli waris yang sah, kami tidak pernah merasa menjual atau mengalihkan hak kepemilikan tanah tersebut kepada siapapun, kok seenak saja menjual sebagian tanah ke orang tanpa sepengetahuan kami, maka dari itu, kami keluarga besar Samin Pak Qodir sepakat memagari tanah ini dan secepatnya membangun rumah disini.” ucapnya.
Kami juga sudah menguasakan permasalahan ini kepada tim kuasa hukum untuk melaporkan kejanggalan – kejanggalan saat proses pembuatan akte notaris yang menurut tim kuasa hukum saya banyak dugaan pemalsuan dokumen,” Imbuhnya.
“Padahal keluarga besar kami sudah membuka ruang selebar-lebarnya untuk mediasi antara keluarga, saya sudah menyarankan ke Asri Ela Firdaus yang masih keluarga dengan kami, jangan sampai percaya omongan orang lain,apa lagi orang itu ***, tak mau menyebutkan namanya, pasti akan menyesatkan dan akan merusak hubungan kita sebagai saudara, “Pungkasnya.
Sementara itu Paidi ’52,th penyewa rumah belakang tanah sengketa saat di temui awak media menyesalkan penutupan jalan tersebut,ini sangat merugikan kami, aktivitas keseharian jadi terganggu,apalagi saya berjualan mie ayam keliling,rombong tidak bisa lewat karena akses jalan menuju rumah ditutup karena sengketa.” ujarnya.
“Semoga masalah sengketa tanah ini cepat diselesaikan biar kami bisa beraktivitas normal lagi,kalau di tutup seperti ini rombong terpaksa saya titipkan ke tetangga depan,untuk menyiapkan bahan jualan harus,bolak balik menggotong dari rumah ke depan dengan jarak dua ratus meter.”Pungkas ayah dua anak asal Blora Jawa Tengah ini.
Asri Ela Firdaus saat di konfirmasi lewat aplikasi Whatshapp (WA) oleh wartawan Media Gelora Jatim, tentang penutupan tanah pekarangan yang selama ini diakuinya belum menjawab.(Edy)