Dari kiri, Camat Tulangan, Ketua Pusat Kajian SDGs ITS, Kepala Disnakertrans Sidoarjo dan pemateri sanitasi saat pembukaan pelatihan.
Sidoarjo, Gelorajatim.com _ Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan tim SDGs dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) bertempat di Pendopo Kecamatan Tulangan, Rabu (10/11/2021) selama empat hari kedepan.
Sasaran kegiatan tersebut yaitu tiga Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, meliputi Tulangan, Porong dan Krembung. Masing-masing perwakilan desa dari setiap wilayah nampak semangat dan antusias menerima ilmu baru tentang bisnis sanitasi yang dipaparkan seorang ahli bidang sanitasi Dr. Koen Irianto Uripan, SH.,MM.
Dibuka oleh Kepala Disnakertrans Sidoarjo yang disaksikan Forkopimka Tulangan, Camat Tulangan, tim SDGs ITS, pemateri sanitasi Dr. Koen Irianto Uripan, SH.,MM serta 50 peserta. Adapun dilaksanakannya kegiatan ini berkat kerjasama antara SDGs ITS, Disnaker Sidoarjo serta pemateri dari Dr. Koen Irianto Uripan, SH.,MM yang tergabung sebagai anggota tim SDGs ITS, juga selaku Direktur SDM Foundation.

“Saya memberikan support kepada 50 peserta yang hadir untuk mengikuti pelatihan bisnis sanitasi ini. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi peluang tersendiri bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Di sisih lain supaya pelatihan ini mampu merubah kebiasaan masyarakat agar tidak membuang air besar di sembarang tempat,” ungkap Dr. Koen Irianto Uripan, SH.,MM peraih nilai IPK terbaik lulusan sekolah pascasarjana Unair Surabaya tahun ini, Kamis (11/11/2021).
Sementara, Dr. Agnes Tuti Rumiati, MSc selaku ketua pusat kajian SDGs ITS menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan bisnis sanitasi ini terselenggara dalam rangka menjalankan program pengabdian kepada masyarakat. Dimana tim SDGs ITS ini menyalurkan ilmu yang telah di dapat untuk di salurkan bagi masyarakat umum,” ujarnya.
Dr Agnes menambahkan, kami ingin memberikan jenis wirausaha baru di bidang pelayanan sanitasi. Saya kira bisnis ini sangat berpeluang besar untuk di kembangkan di wilayah Sidoarjo. Oleh karena itu, penting kita berikan pengetahuan teknologi tentang sanitasi sehingga menciptakan suatu jamban sehat dan tidak menimbulkan penyakit bagi penggunanya serta orang sekitar.
“Terpenting adalah bagaimana merubah perilaku kebiasaan masyarakat agar tidak membuang air besar sembarangan. Selain itu dari segi bisnisnya ini berpeluang besar untuk di kembangkan. Mengingat bisnis sanitasi masih banyak yang belum memahami cara menjalankannya,” ungkap Dr Agnes. (Gj1)