PASURUAN, GELORAJATIM.COM – Kamis, (14/11/2024). Mahasiswa Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur yang tergabung dalam Program Kompetensi Kampus Merdeka (PKKM) dengan skema Bina Desa 2024 mengadakan program kerja “Sosialisasi Pupuk Organik KOHE (Kotoran Hewan)” pada hari Selasa (10/09/2024) lalu di Dusun Penganti, Desa Kemiri, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Mahasiswa Bina Desa PKKM 2024 Kelompok 01 atas nama Al Hisyam Nurussyaban, Fitri Yulinar Aldila, Nikita Imlenia Vilda Nainggolan, Dewi Amira Eka Nugraha, Gracia Christie Natalia, M. Ardian Permana Putra, serta Mochammad Wisnu Wachidan melaksanakan kegiatan tersebut dengan bimbingan dari Ibu Dr. Ir. Nuriah Yuliati, M.P., Dr. Ir. Taufik Setyadi, M.P., dan Bapak Fatchur Rosci SP. M. Agr selaku dosen pembimbing mahasiswa sekaligus PIC kegiatan Bina Desa PKKM 2024.
Program kerja ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peternak dan petani mengenai pentingnya mengelola limbah peternakan dan pertanian dengan bijak. Limbah dari peternakan sapi perah, jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi menjadi pencemar lingkungan yang serius, seperti mencemari udara, air, dan tanah, serta menjadi sumber penyakit dan pemicu peningkatan gas metana.
Namun, dengan sosialisasi penggunaan pupuk organik KOHE limbah tersebut dapat diubah menjadi pupuk yang ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi. Apabila limbah peternakan dan pertanian tidak dimanfaatkan, hal itu dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran udara, air, dan tanah, menjadi sumber penyakit, memicu peningkatan gas metana, serta mengganggu estetika dan kenyamanan.
Kotoran hewan (KOHE) adalah salah satu bahan organik yang kaya nutrisi dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Mahasiswa Bina Desa PKKM 2024 memberikan sosialisasi meliputi materi bagi para peternak dan petani mulai dari pengertian, kandungan, manfaat, kegunaan, hingga pengaplikasian pupuk organik KOHE.
Pemateri juga menjelaskan apa perbedaan dari pupuk organik KOHE dengan pupuk kandang, serta memberikan pemahaman dan demonstrasi pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik yang berkualitas, yang tidak hanya dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian tetapi juga menjadi solusi efektif dalam mengurangi pencemaran lingkungan.
Penggunaan pupuk KOHE memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Buah Durian yang merupakan salah satu komoditas unggulan di Desa Kemiri, memerlukan perawatan intensif yang melibatkan penggunaan pupuk yang tepat dan dengan pupuk KOHE kesuburan tanah dan pertanian dapat terjaga, sehingga kualitas buah durian yang dihasilkan akan semakin meningkat. Selain untuk buah Durian, pupuk organik KOHE juga dapat digunakan bagi perkebunan Alpukat dan Manggis.
Peserta yang hadir pada sosialisasi ini terlihat sangat aktif dan memiliki ketertarikan lebih dan dibuktikan dengan banyaknya interaksi yang terjadi antara peserta dan pemateri baik saat sesi pertanyaan maupun saat demonstrasi pembuatan pupuk organik KOHE di lahan.
Melalui program kerja yang telah dilakukan, kami mengharapkan seluruh peserta yang hadir dapat memperoleh manfaat ganda dari penggunaan pupuk organik KOHE. Selain membantu dalam meningkatkan hasil pertanian dan peternakan, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Pupuk organik tidak hanya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia, tetapi juga lebih terjangkau dan berkelanjutan mengingat bahan bakunya berasal dari limbah yang dihasilkan sendiri oleh peternak sapi perah.
Pada kegiatan ini, mahasiswa bersama masyarakat melaksanakan praktik langsung pembuatan pupuk kohe di lahan salah satu warga. Proses ini mengikuti langkah-langkah yang sebelumnya telah dipaparkan, mulai dari pemilihan bahan, pencampuran kotoran hewan dengan bahan tambahan seperti jerami atau sekam, hingga tahap penyimpanan untuk fermentasi.
Pupuk yang dihasilkan akan menjalani proses fermentasi selama 21 hari. Sebagai bagian dari program berkelanjutan, sosialisasi lanjutan akan diadakan setelah fermentasi selesai untuk memantau hasil pupuk yang telah diolah. Pada pertemuan ini, mahasiswa dan warga akan mengevaluasi hasil fermentasi dan memastikan kualitas pupuk yang siap digunakan. Jika pupuk berhasil memenuhi standar yang diharapkan, pupuk tersebut akan dibagikan kepada warga untuk dicoba langsung di lahan pertanian mereka, terutama pada tanaman tahunan seperti durian.
Mahasiswa berharap kegiatan ini mampu memberikan solusi bagi petani dalam mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan limbah hewan sebagai sumber daya alam yang bermanfaat bagi produktivitas lahan pertanian.
Penulis : Mahasiswa Bina Desa PKKM 2024 Kelompok 01