Ilustrasi.
Gelorajatim.com – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Malang pada Juni 2021 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Inflasi bulan Juni tersebut mengalami tren postif dibanding bulan Mei mencapai 0,14 persen.
Di Provinsi Jawa Timur ini justru mengalami deflasi 0,14 persen. Ada beberapa komoditas penyumbang inflasi tertinggi adalah mobil yang memiliki andil 0,03 persen dengan kenaikan harga 1,61 persen. Rokok kretek filter yang mengalami kenaikan harga 1,74 persen juga menyumbang inflasi 0,03 persen. Kemudian pisang yang mengalami kenaikan harga sebesar 5,85 persen, manga 14,31 persen, dan telur ayam ras 3,24 persen masing-masing memiliki andil sebesar 0,02 persen terhadap adanya inflasi di Kota Malang.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan beberapa komoditas penyumbang deflasi di Juni kemarin, yakni cabai rawit yang mengalami penurunan harga sebesar 26,65 persen dengan andil terhadap deflasi di Kota Malang sebesar 0,06 persen.
“Seperti cabai merah yang turun harga sebesar 33,68 persen mempunyai andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas lain yang memengaruhi deflasi bulan lalu, yakni sabun detergen bubuk/cair, daging ayam ras, jeruk, tiket kereta api, bawang putih, pir, batu bata/batu tela, dan pengharum cucian masing-masing memiliki andil sebesar 0,01 persen,” papar Erny dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Sabtu (3/7/2021).
Inflasi Kota Malang di Juni 2021 jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, yaitu penyedia makanan dan minuman atau restoran 0,57 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,39 persen, kelompok transportasi 0,30 persen, kelompok pakaian dan alas kaki (0,16 persen), kelompok kesehatan (0,09 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,04 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,02 persen.
“Sementara kelompok yang mengalami deflasi adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,03 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,12 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,27 persen. Untuk kelompok pendidikan masih stabil,” terangnya. (dha/azl)