GELORAJATATIM.COM — SD Al Muslim mengadakan kegiatan Dialog Interaktif dengan tema Peran Orang Tua dan Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Anak, Sabtu, (28/9/2024). Dalam kegiatan ini, SD Al Muslim menggandeng seorang Psikolog dan juga dosen dari fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Tri Kurniati Ambarini, M.Psi, Psikolog yang juga aktif dalam Pusat Riset dan Pengembangan Inovasi Kesehatan Mental (MIND).
Kegiatan dialog interaktif ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih dalam kepada orang tua mengenai dampak positif dan negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan anak, baik dari segi kognitif, sosial, maupun emosional dan solusi praktis yang dapat diterapkan oleh orang tua dalam mendampingi perkembangan anak di era digital.
Sebelum acara dimulai ada persembahan tampilan dari siswa siswi kelas II dan tim padus SD Al Muslim untuk orang tua tercinta dengan menyanyikan lagu Laskar Pelangi dan Yang Terbaik Bagimu. Kegiatan dimulai dengan pembacaan Qiroah oleh Arfa kelas 4 Ibnu Khaldun dan saritilawah oleh Vema kelas 5 Al Farabi. Sambutan oleh Ir. Hj. Erlina Nasution, M.Pd., selaku pembina Yayasan Al Muslim Jawa Timur.
Beliau menyampaikan mengenai pentingnya peran orang tua dalam perkembangan anak “peran bapak dan ibu semua juga sangat diperlukan, mari kita bersinergi bersama dengan pihak sekolah agar perkembangan anak-anak kita lebih optimal” Dilanjutkan pemaparan materi oleh Dr. Tri Kurniati Ambarini, M.Psi., Psikolog atau ibu Rini. Disela-sela pemaparan ada ice breaking agar para orang tua lebih semangat mengikuti sampai akhir kegiatan.
Ibu Rini menyampaikan peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak kini menjadi sorotan utama dalam perkembangan tumbuh kembang anak di era digital. Gadget, seperti ponsel pintar, tablet, dan perangkat elektronik lainnya, telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern. Namun, penggunaannya yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif terhadap perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak-anak.
Beliau membagikan tips tentang bagaimana membuat aturan penggunaan gadget di rumah yang bersifat edukatif dan tidak memberatkan anak. Dimulai dari menetapkan waktu layar yang jelas dan konsisten, memantau konten yang dilihat oleh anak, melibatkan diri dalam kegiatan gadget anak seperti saat bermain game, atau menonton video edukasi, kemudian menjalin komunikasi yang berkualitas meskipun waktu bersama terbatas, memahami tren pergaulan anak, memperkuat pendidikan karakter sejak dini.
Setelah pemaparan materi dibuka sesi tanya jawab yang dipandu oleh MC Ustadzah Dewi Nurjanah, S.E., M.Pd. Pada sesi ini, para peserta aktif bertanya pada kesempatan ini, salah satunya mengenai aturan memegang gadget sampai usia berapa, tanggapan ibu Rini “anak mulai memahami instruksi dan aturan dengan baik saat berusia 11-12 tahun”.
Menurut pemaparan dari ibu Rini menekankan bahwa meskipun gadget dapat memberikan manfaat, seperti akses ke informasi dan sarana belajar interaktif, penggunaan yang berlebihan dapat memicu berbagai masalah, termasuk pengaruh pada karakter anak, gangguan tidur, gangguan konsentrasi hingga masalah pembentukan kelompok sosial. “Peran orang tua sangat penting dalam membimbing dan menentukan batasan penggunaan gadget pada anak-anak,” ujarnya.
Orang tua yang aktif terlibat dalam kegiatan anak, seperti bermain, membaca, atau berolahraga bersama, dapat membantu anak-anak untuk lebih mengembangkan keterampilan motorik dan sosial mereka. Selain itu, dengan terlibat secara langsung, orang tua juga dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget.
Harapan dari Kepala SD Al Muslim, ustazah Fatimatuz Zahroh, S.Pd., M.Pd. “semoga wali murid kami dapat memahami perannya sebagai orang tua dalam dunia digital yang sudah mulai berkembang, bersama-sama kita membentuk siswa siswi yang berkarakter” peran orang tua dalam memantau dan mengatur penggunaan gadget menjadi kunci utama dalam mendukung perkembangan anak yang optimal. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat pembelajaran yang bermanfaat tanpa mengorbankan tumbuh kembang sosial dan emosional anak.
Penulis: Diah Trisnawuri, S.Pd. Guru SD Al Muslim