Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat di RPH Pegirian Surabaya, Selasa (20/7/2021).
Gelorajatim.com – Memotongkan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) di Hari Raya Idul Adha 1442 H tercatat meningkat 100 %. Pada tahun lalu tercatat mencapai 100 ekor hewan, tahun ini meningkat menjadi 200 ekor lebih.
“Animo masyarakat untuk memanfaatkan RPH tahun ini cenderung meningkat. Ada kenaikan mencapai 100 % di RPH ini. Kami ucapkan selamat kepada Pemkot Surabaya yang sudah berhasil mengimbau masyarakatnya untuk memanfaatkan RPH,” ucap Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Rabu (21/7/2021).
Naiknya antusias masyarakat melakukan pemotongan di RPH, menjadi indikasi awal meningkatnya ketaatan masyarakat untuk tidak menimbulkan kerumunan di wilayahnya. Hal itu sejalan dengan anjuran pemerintah dalam penyelenggaraan Hari Raya Idul Adha 1442 H di suasana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.
Tak hanya menyoroti naiknya antusiasme masyarakat, Wagub Emil memastikan bahwa proses penyembelihan hewan kurban di semua RPH berjalan sesuai dengan protokol kesehatan (Prokes). Disamping itu penyembelihannya pun berjalan sangat profesional dan aman bagi masyarakat.
“Prosesnya luar biasa, sangat profesional, tak hanya cepat tapi ada veteriner atau dokter hewan yang mengawasi sebelum antemortem dan sesudah dipotong,” tutur mantan Bupati Trenggalek itu.
Dirinya melanjutkan, pemerintah juga telah memberikan batasan-batasan dalam pelaksanaan penyembelihan agar sesuai Prokes.
“Secara tata laksana waktu, ada jam maksimal, tujuannya supaya tidak menumpuk semua. Baik itu pendistribusian maupun proses pemotongan serta tidak melibatkan orang yang tidak berkepentingan,” jelas Emil.
Misalnya di RPH Pegirian Surabaya sendiri rencananya akan menerima pemotongan hewan kurban selama tiga hari mendatang. Setiap harinya juga dilakukan pembatasan jumlah hewan kurban yang masuk. Bagi warga yang akan memotongkan hewan kurban, maka diharapkan untuk mendaftar terlebih dahulu. Setelah itu, bisa mengirim hewan kurbannya sesuai waktu yang telah ditentukan. Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukan atau kerumunan saat proses penyembelihan. Melalui pengawasan berlapis, diharap dapat melindungi masyarakat penerima daging kurban.
“Apa yang menjadi ikhtiar ini bisa melindungi masyarakat memperoleh daging kurban yang sehat, halal dan membawa berkah,” pungkas Emil.
Proses penyembelihan hewan kurban di RPH sendiri melibatkan 1.016 petugas. Mereka diterjunkan Pemprov Jatim bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kab/Kota untuk memantau jalannya penyembelihan di berbagai wilayah. Mereka tersebar di 802 titik dan tak hanya RPH, tetapi juga pusat-pusat penyembelihan hewan di lingkungan masyarakat. (lai/azl)