Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.
Gelorajatim.com – Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak kunjungi RSUD dr. Soedono dan RS Lapangan (RSL) Joglo Dungus Madiun. Mantan Bupati Trenggalek itu ingin melihat dan memastikan semua insan dan fasilitas kesehatan (faskes) milik Pemprov Jatim dapat berjalan dengan baik dan mampu menjadi penyangga ketersediaan faskes di daerah.
Pemprov Jatim menjadi penyangga untuk membackup ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada di masing-masing kabupaten/kota, terutama di wilayah Madiun Raya, Magetan, Ponorogo, Madiun kabupaten, termasuk Ngawi,” ucap Wagub Emil Elestianto Dardak, Rabu (30/6/2021).
Naiknya lonjakan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir di wilayah Mataraman menjadi perhatian serius Pemprov Jatim. Utamanya di Kabupaten Ngawi dan Kota Madiun yang masuk dalam zona merah. Sekarang Ngawi sudah keluar dari zona merah,” ujar Wagub Jatim.
Melihat kondisi harian dan bertambahnya pasien Covid-19, membuat Wagub Emil ingin memastikan ketersediaan faskes dan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Dirinya memastikan bahwa dokter dan tenaga kesehatan benar-benar memiliki ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup. “Saya ingin melihat bagaimana situasi langsung dan kita sudah meningkatkan kapasitas tempat tidur. RS Dungus sudah meningkat dari 10 dan ini sudah terisi penuh. Hari ini sekarang 24 pasien lagi nunggu di depan karena sudah penuh begitu pula di Rumah Sakit Lapangan juga sudah penuh,” ungkapnya.
Dirinya menginginkan agar RS yang ada di daerah ikut menjadi penyangga di wilayahnya masing-masing. Apalagi dirinya mencontohkan, RSL Joglo Dungus pun menerima sejumlah pasien rujukan dari Kota Mojokerto dan Kab. Lamongan. Sementara RSUD dr. Soedono Madiun sendiri mengalami overload pasien. Lalu disisi lain, RSUD Dolopo Kab. Madiun tingkat keterisiannya masih tinggi. “Ternyata kita lihat Bed Occupancy Ratio (BOR) di beberapa rumah sakit yang justru beroperasi di tingkat kabupaten/kota ini masih ada ruang. Nah ini kita harus jaga, harus ada penyangga di wilayahnya sendiri-sendiri, kita maksimalkan,” tegasnya.
Sesuai harapan Ibu Gubernur Jawa Timur agar rumah sakit penyangga dapat melakukan relaksasi. Sehingga, transfer pasien sangat dimungkinkan terjadi dengan melihat tingkat kondisi yang dialami pasien dan secara tidak langsung dapat menurunkan angka mortalitas akibat Covid-19,” pungkas Wagub Jatim. (dha/azl)