KREATIF: Sekolah Kristen Aletheia Surabaya saat Micro Teaching secara Online.
SURABAYA, Gelorajatim.com – Sekolah Kristen Aletheia Surabaya, diselenggarakan oleh Sinode Gereja Kristus Tuhan dibawah naungan Yayasan Kristen Aletheia Indonesia, di masa pandemi Covid-19 merasakan dampaknya terhadap sektor pendidikan.
Dalam menanggulanginya, Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan penerapan kebijakan sosial distancing. Di mana warga masyarakat harus menjalankan seluruh aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, dan melaksanakan ibadah.
Koordinator Pendidikan Sekolah Kristen Aletheia Surabaya Jiman, S.Pd.,M.Ed menyampaikan, menindaklanjuti pemberlakuan kebijakan pemerintah terkait sosial distancing, sekolah ini menetapkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk para siswa,” ucap Jiman, Selasa (16/3/2021).
Metode PJJ menggantikan kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan di ruang kelas secara tatap muka menjadi sistem pembelajaran online. Kegiatan pembelajaran jarak jauh menuntut kesiapan dari seluruh civitas akademika, terutama pendidik dan peserta didik. PJJ juga memerlukan bantuan teknologi yang mumpuni dan dapat diakses dengan mudah,” tuturnya.
Lanjut Jiman, kebijakan PJJ sendiri mulai diterapkan pada tanggal 16 Maret 2020 lalu hingga pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) No. 36962/MPK.A/HK/2020.
Metode PJJ dilaksanakan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, seperti sosial media atau aplikasi belajar pada laman internet. Namun, metode ini tidak mudah untuk diterapkan bagi seluruh elemen pendidikan. Proses pembelajaran membutuhkan perencanaan yang terarah, terprogram dan berstandar agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Sistem ini tentunya mengharuskan para pendidik mencari cara agar metode pembelajaran daring dapat berjalan efektif dan peserta didik tetap termotivasi untuk belajar. Para guru dituntut agar dapat menyelenggarakan kegiatan belajar semenarik mungkin dan menjaga kualitas penyampaian materi pembelajaran. Di sisi lain, peserta didik dituntut siap beradaptasi dengan perubahan sistem pembelajaran yang diatur oleh pihak sekolah.
Jiman menambahkan, Sekolah Kristen Aletheia Surabaya berupaya semaksimal mungkin dalam melaksanakan PJJ. Terbukti saat awal pandemi Covid-19, pihak sekolah telah mendata para siswa dari jenjang KB-TK-SD-SMP yang tidak mampu dan tidak memiliki sarana (smart phone, laptop atau komputer) yang memadai untuk belajar secara daring. Setelah itu pada bulan April 2020, pihak sekolah meminjamkan smart phone bagi para siswa tersebut untuk menunjang proses pelaksanaan PJJ. Selain itu, untuk memastikan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, adaptif dan ramah teknologi, sekolah menyelenggarakan micro teaching online untuk para guru yang mengajar di KB-TK-SD-SMP Kristen Aletheia Surabaya,” jelasnya.
Kegiatan micro teaching online diselenggarakan melalui platform Google Meet setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat pada minggu kedua dan keempat setiap bulan. Proses pelaksanaan micro teaching didampingi oleh Kepala Sekolah dan Koordinator Pendidikan.
“Melalui kegiatan micro teaching online diharapkan para guru yang mengajar di lingkungan Sekolah Kristen Aletheia Surabaya mendapatkan feedback (umpan balik) berupa masukan dan saran yang membangun baik dari Koordinator Pendidikan, Kepala Sekolah maupun rekan-rekan pendidik yang lain,” imbuhnya.
Selain itu, para guru juga mendapat inspirasi mengenai media dan metode mengajar dari rekan sejawat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian para guru akan semakin kompeten dan profesional dalam mengajar secara jarak jauh. Sehingga kegiatan “home based learning” atau yang dikenal dengan istilah Sekolah dari rumah dapat berlangsung dengan baik, lancar dan berkualitas.
Sekolah Kristen Aletheia Surabaya akan terus berupaya meningkatkan kualitas PJJ dengan berbagai cara, antara lain. Para guru akan mengajar dengan membuat dan menggunakan metode serta media pembelajaran yang variatif. Mengadakan pelatihan, seperti seminar, workshop, training bagi para guru dan karyawan secara berkala. Dan yang terakhir melakukan supervisi guru secara online,” harapnya. (din/nar)