GELORAJATIM.COM – Program Bertani Untuk Negeri yang diselenggarakan oleh Yayasan Edufarmers International merupakan program yang bertujuan untuk menciptakan generasi masa depan di sektor pertanian.
Intan Garaniva Soniya, Syaqila Husna Awwala dan Risma Sadhina merupakan mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang ikut serta dalam kegiatan magang MSIB di Program Bertani Untuk Negeri milik Yayasan Edufarmers Internasional Komoditi Cabai.
Selain itu ada Linda Sandrina yang bergabung dalam program penggerak pasar daya yang diselenggarakan oleh BTPN dan Ibu Ir. Sri Widiyanti M.P. selaku dosen pembimbing dalam pembuatan artikel berita ini.
Kabupaten Cianjur memiliki kondisi tanah yang subur dan kandungan unsur hara yang baik sehingga ideal dan mendukung pertanian cabai. Tingkat kemasaman tanah (pH) berkisar antara 5,5 hingga 6,8 sangat cocok untuk pertumbuhan cabai sehingga dapat menyerap unsur hara dalam tanah secara optimal.
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman sehingga dapat menghasilkan produk tanaman dalam waktu dan kondisi tertentu.
Tanah merupakan salah satu sumberdaya yang harus dijaga kualitas dan kelestariannya. Kesuburan tanah berkaitan langsung dengan pertumbuhan tanaman, unsur – unsur hara dalam tanah berfungsi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Peningkatan produktivitas tanaman cabai didukung dengan kondisi kesuburan tanah yang sesuai dan optimal. Tanah dengan kandungan unsur hara penting seperti Natrium, Fosfor dan Kalium atau biasa disingkat dengan NPK akan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal sehingga meningkatkan produktivitas tanaman cabai.
Salah satu kegiatan yang bisa menyuburkan tanah adalah dengan pemupukan sehingga unsur hara dalam tanah akan bertambah. Pemupukan merupakan suatu tindakan penambahan bahan ke tanah yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah.
Pemilihan pemupukan harus dilakukan dengan tepat dan benar sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman secara optimal. Penggolongan pupuk berdasarkan susunan senyawa dibedakan menjadi dua yaitu pupuk buatan atau anorganik dan pupuk alam atau organik.
Monitoring lahan dan initiative tracker merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa magang di program Bertani Untuk Negeri yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani serta produktivitas petani cabai.
Pada kegiatan tersebut mahasiswa magang akan melakukan monitoring di lahan petani serta observasi kemudian diskusi dengan petani terkait kondisi lahan dan langkah yang diambil untuk meningkatkan produktivitas di lahan petani.

Salah satu initiative tracker yang dilakukan oleh Intan Garaniva Soniya kepada 6 petani dampingannya adalah dengan pembuatan dan pengaplikasian POC (Pupuk Organik Cair) dengan memanfaatkan limbah organik sekitar lahan.
Para petani dampingan akan di ajarkan pembuatan POC dengan memanfaatkan limbah sekitar seperti tanaman gulma, sisa panen, air cucian beras maupun sisa sampah organik lainnya, manfaat serta kelebihan dari POC dan dosis serta cara pengaplikasian POC yang baik dan benar.
Pemilihan bahan POC dengan memanfaatkan limbah organik di sekitar lahan bertujuan untuk memudahkan petani dalam menyediakan bahan baku dan meminimalkan biaya yang di keluarkan dalam pembuatan pupuk.
Penggunaan POC secara rutin di harapkan dapat menambahkan unsur hara dalam tanah sehingga kesuburan tanah akan terjaga dan pertumbuhan tanaman cabai optimal. Penggunaan POC sendiri merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi efek samping dari penggunaan pupuk anorganik / buatan secara berkelanjutan serta harga pupuk anorganik / buatan yang semakin melambung.
Tanaman gulma yang dimanfaatkan untuk pembuatan POC adalah tanaman kipahit. Tanaman kipahit banyak dijumpai di sekitar lahan petani, tanaman tersebut mengandung unsur N, P dan K yang cukup tinggi.
Selain sebagai bahan organik, Penambahan kipahit dalam pembuatan POC akan mengurangi aroma tidak sedap dalam proses fermentasi sehingga larutan POC yang sudah terfermentasi dengan baik nantinya akan cenderung beraroma seperti tape. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC), Yaitu :
– Alat
1. Ember 20L
2. Tongkat kayu (untuk pengaduk)
3. Tali rafia
4. Plastik besar
-Bahan
1. Daun kipahit 1 kresek sedang
2. Sisa sayur 1 kresek sedang
3. Air cucian beras 1,5 L
4. Molase 20 ml
5. EM4 20 ml
6. Air bersih
Cara pembuatannya cukup mudah hanya dengan mencincang daun kipahit dan sisa sayur kemudian dicampurkan dengan bahan lainnya, diaduk kemudian ember di tutup rapat dengan plastik dan diikat dengan tali rafia. Proses fermentasi membutuhkan waktu minimal 1 minggu dengan 2 hari sekali ember dibuka dan diaduk.
Dosis pengaplikasian POC yaitu 1 : 10 dengan artian 1 liter POC dilarutkan dalam 10 Liter air bersih. Teknik pengaplikasian POC sendiri dapat dilakukan dengan cara spayer maupun di kocor. Beberapa petani telah mengaplikasikan POC secara berkala pada lahan mereka dan terlihat bahwa tanaman lebih hijau dan segar dan tidak menimbulkan efek samping apapun.
Petani dampingan menunjukkan ketertarikan dalam proses pembuatan POC yang dilakukan dilahan dan petani langsung terlibat dalam pembuatan POC. Selama proses pembuatan yang dilakukan dilahan diberikan juga penjelasan terkait manfaat kan kandungan dari bahan yang digunakan untuk pembuatan POC.
Secara tidak langsung kegiatan pendampingan pembuatan POC yang dilaksanakan mulai 29 April hingga 10 Juni 2024 tersebut memberikan dampak positif baik bagi petani maupun lingkungan yang diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan mendorong kreativitas petani.
Penulis : Intan Garaniva Soniya