SMK YPM 8 Sidoarjo saat melaunching Duta Anti Perundungan.
GeloraJatim.com – Upaya menanggulangi terjadinya bullying atau perundungan di lingkungan sekolah (Roots Day), SMK YPM 8 Sidoarjo telah melaunching Duta Anti Perundungan. Peresmiannya dilakukan langsung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Sidoarjo-Surabaya, pada (28/10/2021) tadi pagi di Aula SMK YPM 8 Sarirogo, Sidoarjo.
Usai prosesi, Kepala SMK YPM 8 Sarirogo Sidoarjo Dr. Kisyanto SM.,SE.,MM menuturkan kalau program ini dilakukan adalah untuk merubah perilakunya para siswa. Karena kondisi sekarang ini bullying langsung memang jarang terjadi, tetapi bullying melalui Sosmed itu yang paling banyak, dan tidak terkendali.
Olah karena itu, sekolah sebagai salah satu pilar masyarakat, wajib memberikan pengetahuan tentang bullying tersebut. Dengan harapan tidak akan terjadi perundungan-perundungan melalui Medsos di sekolah. “Utamanya di lingkungan sekolah kami sendiri jangan sampai terjadi. Program ini merupakan sebuah pilot project,” tutur Kisyanto.
Jadi tugas mereka, pada Duta Anti Bullying ini selain untuk dirinya sendiri agar jari-jarinya tidak salah dalam menekan tuts pada HPnya. “Mereka juga menyebarkan sesuatu yang baik, juga mengajak, mengisi kegiatan-kegiatan yang positif. Karena mereka juga sudah dibekali pelatihan-pelatihan tentang etika ber Sosmed yang baik dan sopan,” tegas Kisyanto.
Sementara itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Sidoarjo-Surabaya, Drs. Lutfi Isa Ansori MM sangat memberikan apresiasi apa yang telah dilakukan oleh SMK YPM 8 Sarirogo, Sidoarjo. Ia katakan, pada situasi tertentu yang melakukan perundungan itu justru tidak mengetahui, ternyata bagi orang yang lain ternyata tidak nyaman. Makanya dalam kondisi sekarang ini kekerasan itu tidak hanya fisik, tapi juga non fisik. Dengan adanya kecanggihan teknologi bisa saja terjadi.
“Kalau dulu mungkin perundungan hanya diketahui oleh beberapa orang saja, yaitu yang melakukan dan lawannya. Tetapi kalau sekarang beda, begitu tulisannya di share ke Sosmed, semua orang bisa membacanya,” jelasnya.
Makanya, kegiatan ini adalah membekali anak, mengantisipasi bahwa perilaku itu ada aturannya, sekarang juga sudah ada UU ITE, UU Perlindungan Anak dan yang lainnya. “Dengan kegiatan seperti ini sangat bermanfaat memberikan wawasan kepada para siswa agar berperilaku yang baik dalam ber Sosmed, dan semoga bisa menjadi contoh untuk sekolah yang lain,” pungkasnya.
Salah satu Duta Anti Perundungan, Bintang Maesa Hafta G mengaku sangat senang dan sangat siap untuk menjalankan tugasnya. Menurutnya, perundungan terjadi biasanya dilakukan oleh seseorang yang merasa kuat, merasa mempu untuk melakukan itu. Makanya tugas kami adalah meredam agar jangan sampai terjadi. “Agar tugas ini bisa berjalan secara maksimal, maka ditiap-tiap kelas itu ada sekitar 4 siswa menjadi Duta Anti Perundungan membantu kami,” jelas siswa kelas X TEI ini, dan hal yang sama juga diungkapkan Balqis Haur A.
Ia mengaku menjadi Duta Anti Perundungan itu harus banyak sabar, karena pelaku perundungan itu terkadang juga tidak merasa. Juga merasa benar, bahkan kalau diingatkan menjadi salah paham. “Makanya cara mengingatkan harus baik, sehingga tidak terjadi salah paham,” ungkap siswi kelas X MM1. (asup)