SIDOARJO, GELORAJATIM.COM – Ruwat desa adalah tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendoakan leluhur dan keselamatan desa, tradisi ini juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Tujuan Ruwat Desa adalah mendoakan leluhur agar hidup tenteram di surga , mempererat persaudaraan antar warga , memantapkan kerukunan , gotong royong dan kekompakan warga , menjaga budaya dan kearifan lokal serta menjauhkan dusun dari marabahaya .
Untuk menjaga tradisi tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Sidodadi, Kecamatan Taman, Sidoarjo, beserta warga Desa Sidodadi, mengadakan Ruwat desa yang diselenggarakan selama dua hari, acara ruwat dusun dimulai hari Jumat (23/05) diisi dengan Khotmil Al Qur’an dan pengajian umum oleh RM. Luthfi Ghozali.
Puncak dari Ruwat Desa yang diadakan diBalai Desa Sidodadi, Sabtu (24/05/2025) malam, Pemdes Sidodadi mengadakan Gelaran Wayang kulit semalam suntuk oleh Dalang Ki Yohan Susilo dari Krembung – Sidoarjo, yang juga diramaikan puluhan pedagang yang memenuhi jalan depan balai desa sisi utara dan selatan.
hadir dalam acara malam itu, Camat Taman Arie Prabowo, S.STP, M.PSDM, Wakapolsek Taman Kompol. Samat, SH, Danramil 0816/14 Taman Kapt. Arh. Mukhlis Harianto, Dedi Irwansa Ketua komisi A DPRD Propinsi Jawa Timur, Ketua Persaudaraan Kepala Desa Indonesia (PKDI) Taman H. Sholeh Dwi Cahyono, Kepala Desa Sidodadi Hj. Muda’ah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, seluruh lembaga dan RT/RW Se Desa Sidodadi, TP PKK, Karang Taruna, Perguruan Pencak Silat PSHT dan Pagar Nusa Ranting Desa Sidodadi serta ratusan warga Desa Sidodadi tampak memenuhi lokasi acara.

Dalam sambutan-nya sebelum gelaran wayang kulit dimulai, Kades Sidodadi Hj. Muda’ah mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan oleh warga, sponsor serta panita, dan berharap Desa Sidodadi kedepan akan lebih baik.
“Dengan adanya acara ruwatan desa, mudah-mudahan Desa Sidodadi bertambah jaya, bertambah makmur, bertambah sukses, dan warganya sejahtera, Aamin Yaa Robbal’alamin”, ucapnya. Hj. Muda’ah juga berharap, tradisi ruwat desa ini tetap terjaga sebagai agenda rutin tahunan, agar supaya tradisi untuk mendoakan para leluhur serta uri-uri budaya ini tidak hilang ditelan jaman.
Sementara itu, Ketua Panitia Ruwat Desa Sidodadi H. Selamet Budiono, dalam sambutan-nya mengatakan , acara ruwat desa ini dari warga, oleh warga dan untuk warga, semua yang ditampilkan adalah potensi yang ada di Desa Sidodadi.
“Terima kasih, acara ini terselenggara dengan dana desa, dan juga partisipasi seluruh warga Desa Sidodadi melalui iuran RT dan RW”, ujarnya membuka sambutan.
Selamet juga mengucapkan terima kasih support dari seluruh perusahaan yang ada di Desa Sidodadi,” Terima kasih para donatur atau perusahaan,jadi ijin saya laporkan Pak Camat, ini semua karena hubungan baik Bu Kades dengan para pelaku usaha yang ada di Desa Sidodadi, sehingga acara ruwat desa ini mendapat support penuh”, tutur Pria yang juga menjabat Ketua RW di Desa Sidodadi melaporkan ke Camat Taman.
Yang menarik dari kegiatan Desa Sidodadi ini, berkolaborasinya dua Perguruan pencak silat PSHT dan Pagar Nusa, yang mana selama ini dikenal sering berseteru, akan tetapi di Desa Sidodadi mereka bisa rukun, bahu membahu, berkolaborasi mendukung kegiatan yang ada di desanya, ini patut dicontoh untuk semua perguruan pencak silat di wilayah lain.
Camat Taman Arie Prabowo, S.STP, M.PSDM, mengapresiasi Pemdes dan warga Sidodadi yang masih mau melestarikan budaya Jawa berupa Ruwat Desa dan juga pagelaran wayang kulit.
“Saya sampaikan terima kasih, karena Desa Sidodadi masih membudayakan ruwat desa dan mengadakan wayang kulit, ini adalah salah satu cara melestarikan dan menjaga budaya yang ada ditanah jawa”, ucapnya.
Arie Prabowo juga mengapresiasi kekompakan dua perguruan pencak silat yang ada di Desa Sidodadi,” saya sangat-sangat terima kasih, luar biasa, ini patut dicontoh kekompakan dua perguruan ini”, tegas Arie Kotrix panggilan akrab beliau.
Sementara itu, gelaran wayang kulit gagak porongan oleh Dalang Ki Yohan Susilo, dengan lakon ” Wahyu Katentreman ” , lakon ini menceritakan suatu kekuatan untuk menentramkan masyarakat, agar bekerja secara gotong royong mengembangkan program ketenteraman bagi rakyat. Usaha itu dilakukan secara gotong royong melenyapkan pagebluk yang melanda desanya. Semar sebagai perantara turunnya wahyu mendapat petunjuk Dewa agar wahyu dapat diberikan kepada yang berhak dengan penuh kedamaian.
Dengan lakon wayang kulit ” Wahyu Ketentraman ” ini, Pemdes dan seluruh warga Desa Sidodadi berharap, selalu hidup rukun, adem ayem, tentram dan penuh kedamaian, sehingga dijauhkan dari segala permasalahan serta selalu dalam kesehatan.