SIDOARJO, GELORAJATIM.COM – Ratusan warga Desa Sidokerto Kecamatan Buduran Sidoarjo pada Kamis (12/12/2024 ) pagi tadi melakukan aksi unjuk rasa dengan menduduki Kantor desa setempat.
Aksi warga yang mengatas namakan diri sebagai Forum Peduli Sidokerto ( FPS ) tersebut menuntut Kepala Desa Ali Nasikin mundur dari jabatannya sebagai Kades Sidokerto, warga menuding Ali Nasikin telah menggelapkan sejumlah aset milik desa serta melakukan praktik jual beli tanah Gogol hilir secara terselubung.
Kordinator aksi Rusdi Arief dalam orasinya menyebut bahwa Ali Nasikin diketahui telah sengaja secara diam – diam melakukan penjualan tanah aset desa seluas 5000 M2 tanpa prosedur yang diatur dalam Peraturan desa (Perdes).
“ Hasil penjualan tanah aset desa sebesar Rp 3,2 miliar saat ini tak jelas dikemanakan “, Ujarnya , ” Kami menuntut kejelasan transparansi proses jual beli dan hasil penjualan tanah asset desa itu ”, teriak Arief.
Lebih jauh dalam orasinya Arief menduga bahwa hasil penjualan tanah itu jadi bancaan Kades Ali Nasikin beserta kroni-kroninya ,“ Uang hasil penjualan tanah desa tidak jelas ke mana “, Teriak Arief lagi , ” Ini hanya menguntungkan Kades dan kroninya ”, ujarnya.
Tak hnya itu , warga pengunjuk rasa juga melakukan protes keras terhadap kebijakan Kades Ali Nasikin yang melakukan pungutan biaya untuk program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dengan biaya diluar ketentuan resmi yang berlaku. Menurut Arief beberapa warga mengaku diminta membayar hingga Rp 4 juta untuk pengurusan sertifikat tanah jauh di atas ketentuan resmi.
Aksi warga semakin memanas tatkala warga tak menemukan Ali Nasikin di kantor desa, sejumlah petugas keamanan dari Satpol Polisi Pamong Praja kecamatan Buduran, Polsek Buduran dan Koramil Buduran yang mencoba menjembatani konflik dengan mencari keberadaan Kades Ali Nasikin dirumahnya juga tak berhasil menemukan keberadaan Ali Nasikin.
“ Tadi waktu dihubungi mengaku sedang di luar kota, tapi saat diberitahu ada aksi unjuk rasa dan diminta hadir menemui warga buru-buru mematikan HP nya ”, ujar seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan nada serius.
Kesal karena tak berhasil menemui Kades serta tak bisa menemukan keberadaan Ali Nasikin sejumlah warga pengunjuk rasa akhirnya memutuskan untuk menyegel sementara ruang kerja Kepala Desa Sidokerto.
Warga memberikan ultimatum bahwa seluruh kantor desa akan disegel jika Kades tidak menemui warga dalam waktu 1 x 24 jam ,“ Administrasi tetap berjalan tapi kalau Kades tidak muncul kantor ini akan kami segel sepenuhnya “, tegas Heru Purwanto, salah satu pengurus FPS.
Anehnya setelah warga berhasil menyegel ruang kerja Kades Ali Nasikin tiba-tiba muncul aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga lain, dalam orasinya pengunjuk rasa (tandingan) yang sebagian besar diikuti oleh kelompok emak-emak itu menyebut bahwa proses jual beli tanah Gogol gilir yang dilakukan oleh Kades Ali Nasikin sudah tidak ada masalah. Para Ibu-ibu itu mendukung Kades Ali Nasikin.
” Kami lebih tahu soal itu karena kami semua adalah ahli waris yang sah dari para pemilik tanah Gogol gilir itu ”, ucap salah seorang warga peserta aksi unjuk rasa tandingan dengan nada lantang.
Sementara itu menyikapi adanya aksi unjuk rasa tandingan tersebut, kordinator FPS Arief tidak terlalu menanggapi serius aksi yang dilakukan oleh kelompok emak-emak tersebut, Arief menyebut bahwa sebagian warga dari kelompok emak-emak tersebut adalah para pendukung Kades Ali Nasikin ,“ Ini hanya akal-akalan Kades untuk membenturkan warga,” Tukas Arief. (Rief)