SIDOARJO, GELORAJATIM.COM — Babak baru persoalan jual-beli tanah gogol gilir yang terjadi di desa Sidokerto, Kecamatan Buduran Sidoarjo masih bergulir. Terbaru, warga gogol dusun Klanggri desa setempat mengadukan hal tersebut ke Aparat Penegak Hukum (APH).
Berdasarkan surat tertanggal 18 September 2024 yang ditujukan kepada Kapolresta Sidoarjo, warga gogol dusun Klanggri merasa dirugikan atas tindakan yang dilakukan oleh panitia tim 9 lantaran menjual tanah sawah sisa gogol di dusun Klanggri ke pihak ketiga tanpa melibatkan seluruh ahli waris gogol.
Apa yang dilakukan panitia tim 9 dinilai warga gogol sebagai tindakan sepihak sehingga dilaporkan kepada pihak berwajib. Adapun sejumlah poin dalam aduan itu, diantaranya sebagai berikut:
1. Bahwa lahan sisa sawah gogol dusun Klanggri kurang lebih seluas 5000 meter persegi, saat ini berubah menjadi bangunan perumahan sebanyak 52 unit. Informasinya telah dibeli pengembang perum Griyo Sono dengan harga total 3 miliar.
2. Bahwa tanah sawah sisa gogol dimaksud pada poin 1, panitia tim 9 tidak transparan pada warga gogol, tidak pernah dilakukan musyawarah atau persetujuan kepada semua pemegang gogol atau ahli warisnya, karena panitia tim 9 hanya melakukan door to door, bahkan ada ahli waris gogol tidak ada tanda tangan sama sekali.
3. Bahwa saat kesepakatan harga penjualan, warga gogol ahli warisnya tidak pernah dilibatkan untuk besaran uang penjualan hanya diwakili panitia tim 9. Ketika menerima uang penjualan para ahli waris hanya diberikan variative mulai 3 juta, ada yang 6 juta. Bahwa ada tindak pidana pemalsuan tanda tangan dalam penerimaan uang penjualan tanah dimaksud, dan intinya ahli waris gogol tidak tahu nilai penjualan, dan akan menerima berapa rupiah, sehingga dinilai ada indikasi penggelapan uang penjualan tanah dimaksud.
4. Bahwa panitia tim 9 yang melakukan penjualan tersebut, siapa yang membentuk dan dasarnya apa pembentukannya. Karna warga gogol atau ahli warisnya para gogol tidak pernah membentuk maupun menyetujuinya.
5. Bahwa berkaitan dengan poin 1,2,3 dan 4 dimaksud warga gogol untuk mengosongkan tanah dimaksud karena belum pernah terjadi jual- beli antara warga gogol atau ahli waris para gogol kepada pihak perum Griyo Sono tidak sesuai prosedur ketentuan undang-undang terhadap jual-belinya, dan prosedur terkait izin mendirikan bangunan sebanyak 52 unit.
Dalam hal ini warga gogol atau ahli waris gogol memohon kepada pihak terkait segera menindak lanjutinya dan melakukan pemeriksaan, antara lain kepada pihak yang melakukan penyerobotan sawah sisa gogol, pihak yang memalsukan tanda tangan penerima hak, pihak yang membentuk panitia tim 9 dan pihak yang menerima uang hasil penggelapan.
Terkait aduan tersebut, salah watu warga Sidokerto saat dihubungi media ini membenarkan adanya pengaduan. ” Betul itu, sudah kemarin, tepatnya dua harian lalu. Tapi saya dengar setelah itu mereka langsung dikumpulkan di balai desa disuruh cabut laporan, mungkin lebih lengkapnya samean bisa tanya kades aja,“ kata dia sambil mewanti namanya jangan disebut, Minggu, (22/9/2024). (Red)