SURABAYA – Sebanyak 30 anak usia 7 hingga 12 tahun tampak bersemangat mengikuti bakti sosial bertajuk Bergerak, Berbagi dan Berdampak (Baksos 3B) yang digelar Mahasiswa Ilmu Komunikasi Kehumasan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Bhayangkara Surabaya, di kawasan Tugu Pahlawan pada Minggu, (12/5/2024).
Mereka berasal dari daerah sekitar Wepose (We different but one Purpose) Keputran Surabaya, sebuah komunitas peduli anak yang fokusnya itu kepada anak-anak marginal di Surabaya. Tujuannya ingin membantu agar seluruh anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik dan bisa terus berkembang dengan potensi masing-masing pribadi.
Mungkin menjadi pertanyaan, mereka ini anak asuh Wepose atau hanya warga sekitar Wepose? Jawabnya anak-anak wepose sendiri adalah dari warga sekitar Keputran Surabaya.
Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya pelajar SMK 8 Surabaya dan SMA Ta’miriyah. Di sana, mereka diberikan wawasan tentang sejarah dan warisan budaya lokal melalui kegiatan menarik dan interaktif, termasuk diskusi kelompok, dan pengalaman belajar langsung.
Para mahasiswa mampu menginspirasi rasa ingin tahu dan memberikan pengayaan pendidikan yang berharga bagi para anak-anak yang hadir.
Serangkaian acara terdiri dari sesi briefing panitia sebelum berangkat dan dilanjutkan pembelajaran tambahan kepada anak-anak, seperti kuis serta lomba mengenai Sejarah Kota Surabaya.
Selain belajar sejarah di Museum 10 November mereka juga membagikan goodie bag dan hadiah alat tulis kepada anak-anak Wepose Keputran.
Novan Ardiansyah, Ketua Pelaksana Kegiatan Baksos 3B mengungkapkan, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Event Kehumasan, acara ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran dan memberikan dukungan pendidikan kepada anak-anak dengan memberikan pengalaman dan pendidikan sejarah bersama Wepose Keputran Surabaya.
“Acara ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kami untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan memberikan dampak yang berarti bagi kehidupan anak-anak,” kata Novan Ardiansyah di sela acara.
Novan percaya dengan menanamkan kecintaan pada sejarah dan pembelajaran, pihaknya bisa berkontribusi pada pengembangan pendidikan mereka secara keseluruhan.
Dikatakan, kolaborasi dengan Wepose Keputran Surabaya menambahkan dimensi ekstra pada acara ini, menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan pelestarian warisan budaya.

Meuthia Nailacetta, Juru Bicara Wepose Keputran Surabaya menyambut baik acara ini.
“Kami sangat senang ketika mengetahui pihak Ubhara mengajak kolaborasi dengan mengajak adik-adik Wepose jalan-jalan ke Tugu Pahlawan sekaligus belajar tentang sejarah. Karena biasanya kita hanya belajar di basecamp, jadi ketika diajak belajar diluar adik-adik pasti sangat bersemangat” ujar Meuthia.
Sementara itu Tya Roosinda, dosen pengampu mata kuliah Event Kehumasan mengungkapkan, apresiasinya untuk para mahasiswa yang mampu menggelar acara ini.
“Saya sangat senang sekali karena baru pertama kali mengadakan event baksos pada mata kuliah ini. Kesempatan bagus bagi mahasiswa untuk belajar membuat event di luar lingkungan kampus,“ujar Tya Roosinda.
Menurutnya, acara ini menunjukkan dedikasi mahasiswa Ubhara Surabaya terhadap keterlibatan masyarakat dan pemberdayaan pendidikan.
Dengan berbagi keahlian dan sumber daya yang mereka miliki, mereka telah memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan menginspirasi kecintaan untuk belajar di antara anak-anak yang terlibat.
Keberhasilan penjangkauan ini merupakan bukti komitmen universitas terhadap pendidikan holistik di luar batas-batas kampusnya.
Artikel ini ditulis oleh : Rizal Dwiki D, Mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas Bhayangkara Surabaya