GELORAJATIM.COM — “Bismillahi Allahu Akbar,” lantunan itu terdengar dari mulut Juleha saat proses penyembelihan hewan tersebut. Jika Juleha luput mengucapkan serangkaian niat doa tersebut, haram lah untuk dikonsumsi status hewan tersebut.
Bisa dibilang, Juleha ialah sosok penentu awal kehalalan hewan sembelihan. Dulu, orang lebih mengenal istilah Jagal, kini dikenal dengan istilah yang lebih populer Juleha atau Juru Sembelih Halal.
Semarak Idul Adha sebentar lagi akan tiba. Biasanya para Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) memfasilitasi para jamaahnya untuk menyalurkan hewan kurbannya. Ada yang memilih kambing atau sapi.
Untuk menjamin kelancaran prosesi penyembelihan, beberapa DKM menyiapkan panitianya untuk melakukan pelatihan terlebih dahulu tata cara yang baik dan benar prosesi penyembelihan hewan kurban. Beberapa diantaranya ada yang menggandeng dari Asosiasi Juleha wilayah masing-masing.
Mari kita mengenal juleha dari perspektif peranannya yang krusial sebagai sosok penentu halal atau tidaknya hasil hewan sembelihannya. Keberadaan Juleha memastikan bahwa proses penyembelihan hewan dilakukan sesuai dengan syariat dan prinsip-prinsip Islam, yang tidak hanya menjamin kehalalan thoyiban, akan tetapi juga kesejahteraan hewan sembelihan. Dalam konteks ini, Juleha bukan sekadar pelaku penyembelihan, tetapi juga penjaga integritas dan keberlanjutan tradisi penyembelihan hewan.
Peran Sentral Juleha dalam Penyembelihan Halal
Proses penyembelihan hewan qurban memerlukan pemahaman mendalam terhadap syariat Islam. Seorang Juleha yang telah melalui serangkaian pelatihan khusus untuk memastikan bahwa setiap langkah penyembelihan dilakukan dengan benar. Mulai dari niat, alat yang digunakan, hingga teknik penyembelihan, semuanya harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Kehadiran Juleha memastikan bahwa tidak ada aspek dari proses ini yang terlewatkan atau dilakukan secara sembarangan.
Perlu Bekal Pengetahuan dan Keterampilan Khusus
Untuk menjadi Juleha, seseorang harus memiliki pengetahuan mendalam tentang fiqh terkait penanganan hewan dan penyembelihan. Mereka harus memahami berbagai aspek, termasuk tata cara penyembelihan yang sesuai, pengenalan terhadap jenis-jenis hewan yang sah untuk disembelih, serta pengetahuan tentang kesehatan hewan.
Keterampilan dalam mengelola alat penyembelihan dan kemampuan untuk melakukan penyembelihan dengan cepat dan tepat juga merupakan syarat mutlak. Karena pentingnya peran Juleha Kementerian Pertanian menerbitkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sektor pertanian untuk bidang penyembelihan hewan halal guna mendukung profesionalisme juleha agar dapat bersaing baik di dalam maupun di luar negeri.
Hal ini tercantum dalam Keputusan Nomor 196 Tahun 2014 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia tentang SKKNI Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Golongan Pokok Jasa Penunjang Peternakan Bidang Penyembelihan Hewan Halal.
Juleha harus memiliki setidaknya tiga belas kompetensi, yang dibagi menjadi dua kategori utama: pengembangan profesionalitas dan manajemen penyembelihan. Pelatihan intensif dan sertifikasi dari lembaga berwenang sering kali menjadi prasyarat bagi mereka yang ingin menjadi Juleha, memastikan bahwa mereka benar-benar kompeten dalam menjalankan tugas ini.
Memaknai Kehalalan dan Kesejahteraan Hewan
Selain memastikan kehalalan, Juleha juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kesejahteraan hewan. Dalam Islam, ada prinsip ihsan yang mengajarkan perilaku baik terhadap hewan, bahkan saat proses penyembelihan.
Menurut Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Standar Sertifikasi penyembelihan Halal, seorang Juleha harus menjaga agar hewan tidak mengalami stres berlebihan sebelum disembelih, memastikan empat saluran terputus yaitu saluran makanan (mari’/esophagus), saluran pernafasan/tenggorokan (hulqum/trachea), dan dua pembuluh darah (wadajain/vena jugularis dan arteri carotids) serta proses penyembelihan dilakukan dalam satu kali dengan cara yang paling cepat dan minim rasa sakit. Dengan demikian, peran Juleha juga berkaitan erat dengan aspek etis dalam penyembelihan hewan.
Penyembelihan hewan bukan hanya memperhatikan kehalalan suatu hasil sembelihan seorang Juleha juga diharapkan memiliki keterampilan menjaga kualitas dan citarasa daging yang dihasilkan. Metode penyembelihan yang tepat dapat memastikan bahwa daging yang dihasilkan memiliki tekstur, aroma, dan rasa yang optimal.
Cara penyembelihan hewan memiliki pengaruh besar terhadap citarasa daging yang dihasilkan. Penyembelihan yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam, menggunakan pisau tajam, dan memastikan hewan dalam kondisi tenang, tidak hanya mematuhi prinsip syariah Islam tetapi juga berdampak positif pada kualitas dan citarasa daging.
Drainase darah yang maksimal, pengelolaan stres hewan, dan penanganan pasca-penyembelihan yang tepat merupakan faktor-faktor kunci yang memastikan daging yang dihasilkan memiliki tekstur yang baik, rasa yang enak, dan tahan lama. Maka dari itu, seorang Juleha dituntut dapat menggunakan metode penyembelihan yang benar tidak hanya memenuhi aspek kehalalan tetapi juga meningkatkan nilai kuliner dari daging tersebut.
Bagaimana Soal Implikasi Sosial dan Keagamaan?
Keberadaan Juleha memiliki implikasi yang luas dalam masyarakat Muslim. Kepercayaan umat terhadap kehalalan daging qurban bergantung pada kompetensi Juleha.
Dalam komunitas Muslim, adanya Juleha yang terpercaya menciptakan rasa aman dan keyakinan bahwa ibadah qurban mereka diterima oleh Allah SWT. Selain itu, Juleha juga berperan dalam menjaga tradisi dan nilai-nilai keagamaan tetap hidup dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat Tantangan dan Peluang
Di era modern ini, peran Juleha menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah meningkatnya permintaan akan daging halal yang membuat proses penyembelihan harus dilakukan dalam skala yang lebih besar dan lebih cepat. Ini memerlukan penyesuaian dan inovasi dalam metode penyembelihan tanpa mengorbankan prinsip-prinsip halal.
Teknologi dan mekanisasi proses penyembelihan dapat menjadi solusi, namun tetap memerlukan pengawasan ketat dari Juleha untuk memastikan kehalalan. Di sisi lain, peluang untuk memperluas peran Juleha juga terbuka lebar. Peluang Profesi Juleha dibutuhkan tidak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri.
Untuk menunjang hal tersebut diperlukan dukungan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya proses penyembelihan yang halal dan etis bisa menjadi salah satu cara untuk memperkuat peran Juleha. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta, dapat membantu meningkatkan standar dan pengawasan terhadap proses penyembelihan halal.
Juleha menjadi tonggak utama dalam penentuan kehalalan hewan termasuk hewan kurban. Mereka bukan hanya pelaksana teknis penyembelihan, tetapi juga penjaga prinsip-prinsip syariat Islam dalam proses ini. Keberadaan dan peran mereka sangat krusial dalam memastikan bahwa ibadah kurban berjalan sesuai dengan ketentuan agama, serta dalam menjaga kesejahteraan hewan.
Ditengah tantangan dan dinamika zaman, peran Juleha tetap relevan dan penting, serta memerlukan dukungan dan pengakuan dari seluruh lapisan masyarakat. Menjaga dan memperkuat peran Juleha adalah upaya bersama untuk mempertahankan integritas dan keberlanjutan tradisi Idul Adha dengan berkurban yang suci terjamin kehalalan dan thoyiban-nya.
Penulis: Annisya Nurul Latif, ST. Mahasiswa Industri Halal SKSG UI