GRESIK, GELORAJATIM.COM – Pesatnya pertumbuhan penduduk akibat pertumbuhan secara alami maupun urbanisasi menyebabkan peningkatan kebutuhan hunian. Tak jarang juga menimbulkan berbagai akibat negatif.
Pengembangan permukiman yang baik dari developer di suatu wilayah pada umumnya untuk mewujudkan kondisi yang layak huni, aman, nyaman, damai, sejahtera dan berkelanjutan.
Namun faktanya banyak pembangunan perumahan yang asal-asalan tanpa menerapkan suatu perencanaan yang matang sehingga berdampak menimbulkan permasalahan lingkungan dan sosial yang lainnya.
Seharusnya permasalahan pembangunan perumahan dapat ditekan agar jangan sampai terjadi jika terdapat suatu perencanaan yang tepat dan terarah.
Seperti yang terjadi di salah satu pengembang perumahan (Developer) PT. Bambe Sinar Surya Timur yang bekerja sama dengan PT. Berkat Jaya Propertindo terlebih saat ini sedang menambah unit bangunan rumah dan Cluster Grand Pavilion Regency berlokasi di Desa Bambe – Kecamatan Driyorejo – Gresik, tanpa memperhitungkan dampak yang bakal terjadi yang berimbas kepada warga masyarakat sebagai pemukim di perumahan.
Warga masyarakat di perumahan tersebut berkeluh kesah terkait dengan banjir tahunan saat musim penghujan tiba yang sudah berjalan 25 tahun serta kebutuhan paling mendasar belum terpenuhi secara maksimal yakni supplay air bersih (PDAM) yang tidak sebanding antara distribusi konsumsi warga perumahan dengan pasok air yang semestinya menjadi tanggung jawab pihak developer sebagai pengembang perumahan dikarenakan saat pembelian unit rumah tentunya sudah tersedia supply air PDAM yang mengalir ke masing-masing rumah selama 24 jam.
Gianto salah satu dari warga perumahan tersebut selalu mengeluh, dimana banjir selalu masuk rumah saat musim hujan seperti sekarang ini, dan itu sudah dialami selama 25 tahun.
”Belum lagi kebutuhan air PDAM, semua warga perumahan disini tiap 2 (dua) hari sekali baru mengalir itupun dalam hitungan jam, jadi kami berebut dengan tetangga menyedot menggunakan pompa tak jarang juga terjadi percekcokan antar warga,” ujar Gianto dengan gemas atas perlakuan yang diterima dari developer.
Sementara warga yang sudah tak tahan dengan beberapa permasalahan banjir, PDAM bahkan fasum/fasos salah satu masjid yang dibangun atas swadaya masyarakat itupun belum di serahkan ke pemerintah kabupaten Gresik, menggeruduk kantor developer menuntut untuk minta kejelasan progress pertanggungjawaban penanganan permasalahan tersebut terkesan tidak serius yang berlokasi di area perumahan Bukit Bambe, Kecamatan Driyorejo, (Kamis, 08/02/2024)
Ali Maki Ketua Takmir Masjid Jami’ Al Ikhlas Bukit Bambe, mendesak tuntutannya kepada developer. ”Agar segera menyelesaikan serah terima fasum/fasos Masjid ke pemerintah kabupaten Gresik, lantaran saat akan menerima bantuan dari pihak luar selalu terganjal dengan perijinan legalitas fasum/fasos masjid yang belum diserahkan terimakan”.
Sebelumnya dari Pengurus RW setempat telah mengirimkan undangan kepada developer untuk kerja bakti masal, warga bermaksud menunjukan titik simpul terjadinya genangan banjir yang dapat langsung diaksi dan dibenahi namun karena penanggungjawab proyek setelah ditunggu sekian lama tak kunjung datang, hanya mengirim utusan untuk mencatat, merasa tidak puas maka warga beramai-ramai mendatangi kantor developer diterima petugas developer.
Terkait permasalahan ini pihak Pemerintahan Desa telah mengetahui, bahkan dari warga berharap agar bisa ditindaklanjuti ke dinas Instansi dan pihak terkait.
HR. Hendry Ketua BPD (Badan Permusyawatan Desa) Bambe, menandaskan, “Tentunya aspirasi dan keluhan dari masyarakat ini akan segera kami tindaklanjuti serta kami koordinasikan kepada Instansi Dinas dan pihak terkait sesuai dengan fungsi, tugas dan kewenangan” terangnya, Kamis, (08/02/2024).
“Saya berharap kepada pihak Developer dan Perumda Giri Tirta Gresik untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut, kasihan warga masyarakat yang selalu menjadi korban,” sambung HR. Hendry yang juga Ketua BPD Kabupaten Gresik. (Wiwid)