Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Gelorajatim.com- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menyiapkan strategi untuk mengatasi potensi meledaknya kasus Covid-19 pasca arus mudik Lebaran 2021. Khofifah menerapkan kewaspadaan berganda yang dijalankan sejak H-7 Lebaran dengan menempatkan petugas di titik-titik penyekatan untuk menerapkan serangkaian prosedur bagi yang tetap mudik lebaran.
Adapun strateginya yakni para pemudik akan dicek apakah membawa surat keterangan negatif Covid-19 atau tidak, bila tidak maka dilakukan swab antigen pada saat itu juga oleh tim Nakes yang bertugas di titik penyekatan. Bila dinyatakan negatif mereka bisa melanjutkan dengan dijemput oleh Pemkab/Pemkot setempat untuk kemudian dikarantina lebih dulu di kampung halaman sebelum bertemu dengan keluarga.
Kalau mudik naik bus, maka busnya ditahan sampai 14 hari. Mereka semua turun di setiap penyekatan, kemudian di swab antigen, dan diminta pihak pemerintah kabupaten/kotanya untuk menjemput.
“Di Jatim prosedurnya memang seperti itu, karena memang sebelumnya dilarang mudik, maka mereka yang sudah sampai di perbatasan Jawa Timur, kita minta turun, dan ditahan 14 hari,” ucap Gubernur Khofifah, saat dialog live Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One, Sabtu (15/5/2021).
Di penyekatan jembatan Suramadu, Gubernur Jatim mengatakan prosedurnya tetap sama. Ketika mereka sampai di Suramadu pemudik diantar ke Kota Bangkalan untuk kemudian diswab antigen. Selanjutnya bila hasilnya negatif Pemkab asal pemudik diminta untuk menjemput untuk kemudian dikarantina lebih dulu sebelum bertemu keluarga.
“Kita memang harus membangun kewaspadaan berganda. Kalo di Jawa Timur, yang mudik tahun ini sekitar 159 ribu, dari prediksi 7,2 juta, jadi hanya 1,4 persen yang mudik. Tentu mereka sudah sangat memperhatikan apa yang menjadi anjuran imbauan pemerintah agar tidak mudik,” pungkas Khofifah. (din/azl)