GELORAJATIM.COM — Jumat, 22/11/2024. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa hanya 45% ayah di Indonesia yang memiliki pemahaman memadai tentang pentingnya ASI (Air Susu Ibu) dan peran mereka dalam mendukung proses menyusui. Temuan ini berdasarkan penelitian “Peran Ayah dalam Keberhasilan ASI Eksklusif” yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (2023).
“Pemberian ASI bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi juga membutuhkan dukungan penuh dari ayah,” ungkap Dr. Sarah Widodo, SpA, seorang konsultan laktasi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Menteng, dalam Seminar Nasional Laktasi 2024. Data menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan penuh dari suami memiliki tingkat keberhasilan menyusui 60% lebih tinggi.
Salah satu kendala utama adalah minimnya pengetahuan ayah tentang manfaat ASI. Menurut jurnal “Nutrisi ASI dan Perkembangan Anak” yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2023), ASI mengandung nutrisi sempurna untuk bayi, meningkatkan kekebalan tubuh, dan membantu perkembangan otak optimal. Studi World Health Organization (WHO, 2023) menyebutkan pemberian ASI dapat menghemat pengeluaran keluarga hingga jutaan rupiah per bulan.
Program “Ayah ASI” yang baru diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan UNICEF Indonesia bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi ayah dalam proses menyusui. Berdasarkan Laporan Program ASI Eksklusif Kemenkes RI (2023), langkah pertama adalah memberikan edukasi komprehensif tentang ASI melalui seminar, workshop, dan materi-materi informatif yang mudah diakses.
Peran ayah sebagai kawan siaga istri sangat penting selama periode menyusui. Berdasarkan penelitian “Dukungan Ayah dalam Keberhasilan Laktasi” oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI, 2023), dukungan mulai dari membantu posisi menyusui yang nyaman, menyiapkan makanan bergizi untuk ibu, hingga memastikan ibu mendapat istirahat cukup, semua berkontribusi pada kelancaran produksi ASI.
Dukungan moral dan motivasi dari ayah juga tidak kalah penting. Menurut studi “Psychological Support in Breastfeeding Success” yang dipublikasikan dalam Journal of Breastfeeding Medicine (2023), kata-kata penyemangat dan apresiasi dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu. Studi tersebut menunjukkan bahwa dukungan emosional berkontribusi 40% dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Dalam Buku Panduan ASI Eksklusif (Kemenkes RI, 2023), para ahli menekankan pentingnya ayah meluangkan waktu khusus untuk mengurus dan bermain dengan bayi. Menurut penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (2023), aktivitas ini tidak hanya membantu membentuk ikatan yang kuat antara ayah dan anak, tetapi juga memberikan kesempatan ibu untuk beristirahat dan fokus pada pemulihan.
Berdasarkan Surat Edaran Kemenkes No. 223/2024, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mendukung penuh inisiatif ini dengan meluncurkan program “Ayah Peduli ASI” di 100 Puskesmas pilot project. Program ini menyediakan konseling gratis dan panduan praktis bagi para ayah yang ingin berperan aktif dalam proses menyusui.
Dr. Ahmad Syafiq, Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dalam Konferensi Nasional Gizi (2024) menggarisbawahi bahwa keberhasilan pemberian ASI eksklusif meningkat hingga 85% pada keluarga dengan ayah yang aktif mendukung. “Ini membuktikan bahwa peran ayah tidak bisa diabaikan dalam perjalanan menyusui,” tegasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, peran tenaga kesehatan di ruang perawatan nifas menjadi sangat krusial sebagai garda terdepan dalam memberikan edukasi kepada ayah. Berdasarkan Pedoman Pelayanan Kesehatan Nifas (Kemenkes RI, 2023), perawat dan bidan diinstruksikan untuk melibatkan ayah dalam setiap sesi edukasi ASI, mulai dari teknik menyusui hingga cara memberikan dukungan psikologis kepada ibu.
Program edukasi ini idealnya dimulai sejak periode awal pasca persalinan, di mana tenaga kesehatan dapat mendemonstrasikan secara langsung cara-cara praktis bagi ayah untuk terlibat dalam proses menyusui, seperti membantu mengatur posisi bayi, mengenali tanda-tanda bayi lapar, dan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ibu menyusui.
Penulis: Frids Gana, Helmince Duna, dan Herlyn Soraya.