SURABAYA, GELORAJATIM.COM – Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman Dan Cipta karya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa timur, DPKP Kota Surabaya, Jawa Timur menggelar simulasi penanganan bencana di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Sumur welut, rabu 7 Desember 2022.
Pada simulasi tersebut, tampak puluhan warga panik dan berhamburan keluar gedung saat sirine berbunyi keras sebagai tanda darurat. Mereka menyelamatkan diri menuju titik kumpul berupa halaman sekolah di depan gedung rusunawa.
Kepala Bidang Koordinator Pemberdayaan Masyarakat DPKP ( Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan) Kota Surabaya Bapak Mundir mengatakan selain simulasi, pihaknya bersama BPBD Jawa Timur memberikan pengetahuan materi dan praktik mitigasi bencana berkaitan tentang proteksi dan tanggap kebakaran.
“Tujuannya yaitu ketika terjadi bencana alam atau kebakaran warga tidak mudah panik dan tahu cara melakukan penyelamatan diri dan pertolongan pertama, ketika ada korban, ”tentang bagaimana memadamkan api, evakuasi, dan penyelamatan dan yang terpenting harus bisa menggunakan Hydrant, atau pun APAR (alat pemadam kebakaran ringan) yang ada kata dia.
Faisal, perwakilan dari Dinas PUPR dan Cipta Karya Jawa Timur menyampaikan bahwa simulasi dan pembekalan mitigasi bencana itu perlu dilakukan karena kota besar seperti Surabaya tidak luput dari bencana alam.Selain itu, kata dia, risiko terjadi bencana alam di perkotaan bisa dibilang tinggi sehingga pengetahuan mitigasi penting diberikan kepada warga yang masih awam soal penanganan kedaruratan.
Dari hasil kajian, kata dia, dua risiko tertinggi bencana di Kota Surabaya, yakni gempa bumi dan kebakaran, sedangkan paling rawan terjadi kebakaran di tempat padat penduduk, seperti di Rusunawa ungkapnya.
Untuk itu, kami bersama BPBD JawaTimur dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP)Kota Surabaya memberikan pengetahuan cara mudah memadamkan titik api dan menyikapi bencana tersebut.
“Bencana dan cuaca ekstrem karena angin puting beliung juga bisa terjadi di perkotaan. Tapi ada dua yang paling berisiko sangat tinggi, salah satunya kebakaran. Karena ini rawan terjadi di lingkungan padat penduduk seperti rusunawa,” ujarnya.
Simulasi mitigasi bencana alam tersebut, lanjut Faisal, rencananya secara berkelanjutan dan kami akan memfungsikan Hydrant, APAR dan alarm,sehingga ketika terjadi bencana,dapat segera di tangani, warga tidak mudah panik pungkasnya.
Sementara perwakilan warga rusunawa sumur welut Argok sulaksono,menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan pelajaran berharga kepada kami tentang bagaimana menanggulangi bencana alam dan kebakaran.” Kita yang rata rata awam tentang alat pemadam kebakaran jadi tahu bagaimana menggunakan dan menyikapi bila terjadi bencana. Semoga kita semua kususnya warga rusunawa sumur welut,dijauhkan dari bala’ dan musibah.
Reporter : din