Launching alat penjernih air yang di saksikan warga Desa Gawerejo Kecamatan Karangbinangun, Lamongan.
GeloraJatim.com – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengadakan pendampingan KKN tematik di Desa Gawerejo Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan, Jumat (24/92021).
Dalam kegiatan ini, BPBD Jatim dan ITS bekerjasama dengan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim untuk mengikuti observasi lapangan. SRPB Jatim merupakan salah satu bagian dari Pokja KKN Tematik Bencana dalam Program Siap Siaga.
Pada kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Sinan desa setempat, tim KKN Tematik ITS didampingi Kasi Pencegahan BPBD Jatim Dadang Iqwandy. Mereka menyerahkan tiga set alat penjernihan air kepada warga Desa Gawerejo.
“Dipaparkan mengenai tata cara pemasangan dan pengoperasian teknologi tepat guna berupa filter air,” ungkap Koordinator Bidang (Korbid) Kemitraan SRPB Jatim, Aslichatul Insiyah.
Dengan pemasangan alat-alat filter air secara langsung, dilanjutkan dengan demo sekaligus mengajari masyarakat tentang bagaimana pengoperasian alat penjernih air secara detail. Masyarakat Desa Gawerejo bergotong royong melakukan pemasangan alat tersebut dan mereka membantu segala proses dari awal hingga akhir.
Latar belakang dipilihnya desa ini untuk KKN tematik, karena lokasi kerap terjadi bencana kekeringan hampir di setiap tahun ketika masuk musim kemarau. Hal tersebut menimbulkan pemikiran bagaimana bisa menolong masyarakat. Selain itu, ada solusi yang lebih baik dari pada sekedar mengalirkan air dan mengangkutnya dari jarak yang lumayan jauh.
Maka, dibuatlah sebuah alat penjernihan air oleh tim dari ITS. Setelah alat filter air ini selesai, pihak kampus menghubungi desa dan BPBD Jatim untuk pelaksanaan launching program.
Ada lima unit filter air yang akan dipasang di Desa Gawerejo ini. Tiga alat sudah dipasang hari Jumat dan dua alat lainnya menyusul. Keberadaan mahasiswa di sana tidak full stay, melainkan sesuai keperluan agenda saja. KKN ini diikuti sekitar 15 mahasiswa dan tiga dosen pembimbing lapangan (DPL). Turut bersama mereka kepala inkubator.
“Untuk agenda pertama adalah launching, demo alat, penyerahan, kemudian pemasangan oleh warga. Setelah itu, seminggu ke depan akan diadakan kunjungan lagi secara berkala sampai proses selesai dan terjamin keberlanjutannya,” ungkap Azelin, panggilan akrab Aslichatul Insiyah.
Pemantauan alat melalui kepala dusun setempat dan masyarakat yang paham pengoperasian alat filter air. Terakhir akan diadakan evaluasi dan agenda penutupan kegiatan KKN tematik secara sederhana. (az/gj)