GELORAJATIM.COM — Pupuk berimbang merupakan salah satu upaya dalam pemberian sejumlah pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah sehingga dihasilkan produktivitas, mutu hasil, kesuburan tanah, dan keuntungan ekonomis maupun ekologis.
Pemupukan berimbang pada tanaman telah lama dianjurkan, akan tetapi penerapannya di tingkat petani masih terdapat banyak hambatan. Kurangnya sosialisasi teknologi penerapan pupuk berimbang dan keterbatasan pengetahuan petani, menjadi bagian dari faktor penghambat.
Nanda Kusuma Melati, salah satu mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari UPN “Veteran” Jawa Timur yang melaksanakan magang mulai bulan April hingga akhir Juni 2023 mengelar sosialisasi pupuk berimbang bersama dengan perwakilan PT. Petrokimia Gresik di desa Sukomulyo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang tepatnya pada Kamis, 22 Juni 2023.
Kebanyakan petani masih belum terlalu memahami cara kerja serta penggunaan pupuk yang tepat. Menurut Sami (53), salah seorang petani di Desa Sukomulyo mengatakan bahwa semakin banyak pupuk yang berikan, maka penggunaan pupuk semakin optimal. Pernyataan tersebut tentunya sangat bertentangan dengan konsep pemupukan berimbang dan konsep 5T (adalah tepat dosis, tepat waktu, tepat bentuk, tepat sasaran, dan tepat cara).

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan menjadi salah satu upaya kami dalam memberi arahan agar para petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman budidaya secara berkelanjutan. Pada kesempatan tersebut, Petrokimia Gresik memberikan sosialisasi budidaya pertanian, khususnya pemupukan berimbang.
Bakharuddin, salah seorang Sales Force yang mencakup bagian Malang mengatakan dalam program ini, Petrokimia Gresik menawarkan sederet produk komersil yang berdasarkan uji coba di berbagai daerah, telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Produk-produk komersil Petrokimia Gresik yang dihadirkan melalui program ini merupakan produk pengembangan yang diciptakan untuk memberikan solusi atas permasalahan pertanian.
Pertama, NPK Phonska Plus dengan formulasi 15-15-15 yang diperkaya dengan unsur hara mikro Zink. Pupuk ini menjadi relevan karena kandungan Zink pada lahan pertanian di Indonesia sudah sangat berkurang. Inilah keunggulan NPK Phonska Plus yang tidak dimiliki NPK Phonska bersubsidi.
Uji coba NPK Phonska Plus dalam rekomendasi pemupukan berimbang untuk tanaman padi, yaitu Petroganik (500kg/ha), NPK Phonska Plus (300/kg) dan Urea (200 kg/ha), terbukti mampu meningkatkan panen gabah kering lebih dari 12 persen jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Zink.
Begitu juga dengan NPK Petro Nitrat yang merupakan pupuk NPK dengan formulasi 16-16-16. Pupuk ini bisa diaplikasikan pada tanaman pangan dan hortikultura. NPK Petro Nitrat telah melewati uji coba pada berbagai tanaman di berbagai provinsi, baik dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak independen, khususnya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Sedangkan, NPK Petro Ningrat secara spesifik diperuntukan bagi tanaman perkebunan, hortikultura, dan umbi, seperti tembakau, kentang, cabai, bawang merah, tomat, serta buah-buahan. Produk ini semakin melengkapi varian pupuk NPK Petrokimia Gresik.
Penulis/ karya : Nanda Kusuma Melati mahasiswa MBKM UPN Veteran Jatim

Tinggalkan Balasan