GELORAJATIM.COM – Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) merupakan sebuah program yang diciptakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, riset dan teknologi untuk mendorong mahasiswa memiliki pengalaman bekerja di dunia profesional secara langsung. Kegiatan ini menjadi sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai dengan minat dan bakat untuk mempersiapkan karier dimasa depan.
Pada program MBKM yang ditawarkan kepada mahasiswa, skema yang diberikan adalah dengan melakukan konversi sebanyak 20 sks dengan mata kuliah yang ditawarkan oleh kampus, dan mahasiswa dapat melakukan kegiatan magang selama kurun waktu 5 bulan yang mendapat pengakuan setara dengan 20 sks, Selain itu pada program ini setiap mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih mitra magang sesuai dengan keinginan mahasiswa, dan dapat memilih lokasi mitra ke seluruh indonesia.
Program MBKM ini dilaksanakan berdasarkan batch yang dibuka oleh pihak kampus merdeka dibawah Kemendikbudristek. Aurelia Tari Fortuna, salah satu mahasiswa UPN ” Veteran ” Jawa Timur melakukan kegiatan Batch 4 yang dilaksanakan dari rentang waktu 16 Februari-30 Juni 2023 di PT. Maleo Edukasi Teknologi yang berlokasi di BSD, Tangerang Selatan.
Sebagai mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada bidang komunikasi pemasaran, ia memilih tempat magang di Educourse.id, yang mana Educouse.id merupakan anak perusahaan PT Maleo Edukasi Teknologi yang dibentuk pada 1 Juni 2020 yang memiliki visi menjadi platform pendidikan terbaik dalam memberikan pembelajaran berbasis STEAM untuk mempersiapkan keterampilan masa depan yang relevan dengan industri 4.0 di Indonesia. Educourse.id adalah platform yang menyediakan ratusan kursus menggunakan pendekatan blended learning STEAM dengan AI (Artificial Intelligence) & AR (Augmented Reality) untuk pengalaman belajar yang lebih baik.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan zaman, anak usia 5-15 tahun dituntut untuk bisa mengoperasikan komputer dan memahami bahasa pemrograman. Namun, bahasa pemrograman yang dipandang sulit untuk dipahami membuat anak di Indonesia jarang mempelajari bahasa pemrograman. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang diberikan kominfo, bahwa indonesia darurat tenaga programer. Dengan melihat urgensi ini, Aurelia Tari Fortuna yang mengikuti program magang di perusahaan startup menyadari bahwa anak-anak dengan rentang usia 5-15 tahun memerlukan perkenalan lebih awal mengenai bahasa pemrograman secara lebih dini.
Coding (atau pemrograman komputer), adalah proses memberikan instruksi ke komputer sehingga melakukan tugas tertentu. Coding melibatkan penulisan program komputer meng gunakan bahasa pemrograman yang dapat berkisar dari bahasa visual drag and drop untuk anak-anak Pra – Sekolah , serta dikombinasikan dengan metode Unplug Code untuk mengasah keterampilan motorik kasar dan halus seperti membuat lipatan kertas dengan algoritma sederhana dan bermain ular tangga. Pengkodean anak-anak diajarkan menggunakan konten yang mendidik dan menghibur seperti membuat Animasi, Game, dan cerita pendek.
Dalam pembelajarannya, coding memiliki manfaat yang dapat membantu kemampuan kognitif dan kreatifitas anak, sehingga anak yang akan memiliki kemampuan untuk dapat memecahkan masalah layaknya mereka memecahkan permasalahan pengkodean computer, dan melalui coding, anak-anak diajarkan untuk memecahkan masalah dengan cara yang terstruktur dan berpikir kritis. Mereka akan belajar untuk menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi yang efektif.
Mith Resnick berpendapat bahwa belajar coding dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran komputasional. Dan Ia percaya bahwa pemrograman adalah keterampilan dasar yang setara dengan membaca, menulis, dan berhitung.
Kemampuan coding merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting di era digital ini. Mengajarkan coding kepada anak-anak membantu mereka mempersiapkan diri untuk dunia yang semakin didominasi oleh teknologi. Ini dapat memberi mereka keunggulan kompetitif di dunia kerja di masa depan.
Dengan adanya pengenalan bahasa pemrograman terhadap anak usia 5-15 diharapkan nantinya anak-anak di Indonesia memiliki pengetahuan secara lebih mendalam mengenai teknologi khususnya bahasa pemrograman, selain itu diharapkan pula di generasi selanjutnya akan banyak anak Indonesia yang berprofesi sebagai programmer dan membangun teknologi tepat guna dan tepat sasaran sehingga dapat membantu Indonesia menjadi negara dengan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik lagi.
Penulis : Aurelia Tari Fortuna, mahasiswa MBKM 2023, UPN Veteran Jatim