PASURUAN, GELORAJATIM.COM – Indonesia memiliki banyak sekali pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tercatat dengan total sebanyak 59,2 Juta pelaku. Adanya UMKM ini memberikan manfaat dalam hal pendapatan masyarakat dan juga memberikan kreatifitas yang sesuai dengan jenis usaha yang diambil.
Program pengembangan UMKM ini menjadi salah satu program dalam peningkatan perekonomian di segala aspek sehingga kontribusi UMKM sangat berpengaruh besar bagi peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang bergerak di usaha ini.
Branding merupakan upaya untuk memperkenalkan produk ke khalayak umum dan mempengaruhi konsumen agar memilih produk tersebut dibanding produk milik pesaing lainnya. Branding ini merupakan strategi untuk membangun persepsi terhadap produk dan perasaan serta pemikiran dari konsumen dengan tujuan sebagai pembeda antara produk kita dengan produk pesaing.
Contoh UMKM yang kurang memperhatikan branding terhadap produknya adalah UMKM Kaisar milik Ibu Wati yang ada di desa Sumberrejo, Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Industri makanan ringan seperti kerupuk rengginang yang dimiliki oleh UMKM Kaisar milik Ibu Wati masih menjadi makanan pendamping bagi masyarakat umum.
Namun dalam proses pelaksanaan mulai dari produksi hingga pemasarannya masih menggunakan cara yang konvensional. Hal ini menjadikan produk dari UMKM Kaisar tidak dapat tersebar luas ke pasaran, dikarenakan tidak adanya identitas dalam produknya mulai dari logo dan juga kemasan.
Dengan adanya permasalahan tersebut, Oktavyan Dwi Irianto salah satu mahasiswa UPN ”Veteran” Jawa Timur yang magang selama bulan Maret 2023 hingga Juli 2023 memberikan pendampingan terhadap UMKM Kaisar dengan melakukan proses Re-Branding serta pemberian logo terhadap produk kerupuk rengginang milik UMKM Kaisar tersebut.
Dalam proses ini, hal pertama yang dilakukan Oktavyan Dwi Irianto adalah merubah kemasan dari produk yang lama menjadi kemasan yang lebih modern dan juga terlihat lebih menarik. Untuk diketahui pada kemasan lama produk tersebut hanya menggunakan plastik biasa yang rentan sobek dan merusak produk rengginang.
Sedangkan hal kedua yang dilakukannya adalah pemberian logo serta desain pada kemasan sebagai bentuk pemberian identitas terhadap produk UMKM Kaisar. Hal ini dilakukan agar produk ini dapat dikenal oleh para konsumen dan memperluas jangkauan pasar.
Setelah melakukan konsultasi dengan Ibu Wati selaku pemilik UMKM Kaisar ini, maka solusi yang ditawarkan mahasiswa ini adalah dengan merubah kemasan yang awalnya hanya menggunakan plastik biasa menjadi kemasan standing pouch yang lebih modern dan menarik serta pemberian logo dan desain kemasan sebagai branding baru terhadap UMKM Kaisar milik Ibu Wati.
Dengan adanya pendampingan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada produk sehingga nilai jual dari produk bisa ditingkatkan. Produk terlihat lebih kokoh dan juga dapat menarik perhatian dari konsumen daripada hanya menggunakan kemasan plastik biasa.
Penulis : Oktavyan Dwi Irianto, mahasiswa UPN Veteran Jatim