Tim dosen dari UPN Veteran Jawa Timur usai pelatihan di Alas Prambon, Sidoarjo.
Gelorajatim.com – Jambu kristal merupakan bahan pangan hasil pertanian yang sangat diminati oleh berbagai masyarakat seiring meningkatnya gaya hidup sehat di masa pandemi Covid-19. Jenis jambu ini sering dikonsumsi dalam bentuk dingin untuk dinikmati sebagai makanan pencuci mulut.
Di Sidoarjo tepatnya di Alas Prambon terdapat kebun jambu kristal yang memiliki produktivitas cukup baik. Ditempat tersebut setiap minggunya juga ada sebuah Pasar Papringan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya. Selain itu, ada beberapa jambu yang tidak layak jual disebabkan karena bentuk dan ukuran yang tidak sesuai.
Berdasarkan permasalahan itu, tim dari Prodi Teknologi Pangan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur mengadakan program pelatihan dalam memanfaatkan hasil samping tersebut. Program pengabdian kepada masyarakat ini di pimpin oleh Ir. Sri Djajati bersama anggotanya Dr. drh. Ratna Yulistiani, M.P. dan Anugerah Dany Priyanto, S.TP., M.P., M.Sc.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sebuah inovasi beberapa macam olahan jambu kristal kepada masyarakat. Semoga semua karyawan di Alas Prambon, Sidoarjo mendapatkan edukasi mengenai diversifikasi produk olahan jambu kristal,” ucap Ir. Sri Djajati dosen UPN Veteran Jawa Timur, Minggu (13/6/2021) ketika di Alas Prambon.
Beberapa produk olahan yang dihasilkan dari pelatihan ini yaitu Patty Burger, Sosis, dan minuman sari buah. Semuanya itu bahan baku utamanya yaitu jambu kristal. Tentunya beberapa teknologi tepat guna seperti alat pencetak patty manual, pencetak sosis manual, dan cup sealer bisa digunakan dalam membantu proses pengolahannya.
“Harapan dari pelatihan ini agar para karyawan di Alas Prambon, Sidoarjo dapat memanfaatkan hasil samping berupa Second Grade jambu kristal yang nantinya dapat meningkatkan nilai manfaat dan nilai ekonominya,” ujar Ir. Sri Djajati ketua tim pengabdian masyarakat UPN Veteran Jawa Timur.
Kata Ir. Sri Djajati, program ini secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai tambah bagi perkembangan ilmu teknologi pangan serta diseminasi dan industrialisasi UMKM di program kampus yang juga berdampak pada pengembangan usaha hasil pertanian,” pungkasnya (dha/azl)