MOJOKERTO, GELORAJATIM.COM – Pedagang sayur di desa Claket, Kecamatan Pacet Mojokerto mulai menerapkan pembukuan laporan keuangan sederhana dengan membuat kas pemasukan, pengeluaran, dan kas utama. Mereka dapat melihat laba bersih dari usaha yang dijalankan ataupun mencatat utang-piutang yang sering kali terlupa nominalnya.
Hal itu setelah ada sosialisasi dan pendampingan yang dilakukan Deanisa Herawati Putri, mahasiswi UPN “Veteran” Jawa Timur Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian selama satu bulan, tepatnya sejak tanggal 21 Mei hingga 17 Juni 2023. Salah satunya ke Ibu Karti, pedagang sayur di RT 2 RW 5 desa Claket yang memiliki warung dan menjual sayurannya ke Pasar Pacet.
Deanisa Herawati Putri menjelaskan, bahwa proses pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan empat tahap, yang pertama yaitu tahap perencanaan. Dalam tahap ini dilakukan survei pedagang sayur di desa Claket. Berdasarkan hasil pendataan terdapat sejumlah 8 pedagang yang berjualan sayur di sekitar RW 1-3 desa Claket.
”Mereka (pedagang sayur) memiliki komoditas yang hampir serupa seperti labu siam, pakis, wortel, kubis, bayam hijau, jahe. Sayur-sayur didapatkan dari para petani sekitar yang menyetorkan hasil panen setiap harinya. Dari situ akan dijual kembali ke pasar Pacet dengan harga berbeda sehingga mendapat keuntungan,” jelas Dea, biasa ia disapa.

Yang kedua, lanjut Dea, tahap persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan dengan melakukan wawancara lanjutan kepada salah satu pedagang sayur, Bu Karti. Kali ini untuk mengetahui bentuk kegiatan yang dapat dilakukan sebagai kegiatan pengabdian masyarakat. Permasalahan yang didapatkan dari kegiatan dagang Bu Karti yaitu tidak adanya pembukuan yang jelas. Bu Karti hanya berpatokan kepada jumlah uang yang diminta oleh petani sesuai dengan gramasi yang disetorkan.
”Adanya permasalahan tersebut membuat Bu Karti tidak pernah mengetahui jumlah pendapatan yang diterima dan keuntungan yang didapatkan. Permasalahan tersebut merupakan dasar dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat mengenai sosialisasi pembukuan keuangan,”urainya.
Masih kata mahasiswi ini, pembukuan keuangan dibagi menjadi tiga macam yaitu kas pengeluaran, kas pemasukan, dan kas utama. Ketiga tabel tersebut diharapkan akan terus dilakukan pengisian setiap harinya. Pencatatan pengeluaran akan ditulis berdasarkan frekuensi dan jumlah uang yang dikeluarkan oleh Bu Karti untuk membeli sayur dari petani dan kemasan yang digunakan. Pencatatan pemasukan akan ditulis berdasarkan frekuensi dan jumlah uang yang diterima oleh Bu Karti dari hasil penjualan sayur di pasar. Pencatatan kas utama dilakukan untuk mengetahui laba bersih penjualan Bu Karti dalam setiap minggunya,” terangnya.
Selanjutnya tahap sosialisasi, kegiatan inti dari pengabdian masyarakat ini yaitu adanya sosialisasi yang dilakukan kepada pedagang sayur di desa Claket. Kegiatan sosialisasi ini ditujukan kepada Bu Karti dengan memperkenalkan buku keuangan yang sebelumnya telah dibuat untuk nantinya digunakan dan diterapkan oleh Bu Karti.
”Sosialisasi yang dilakukan dengan mengajarkan bagaimana cara pengisian buku pencatatan keuangan tersebut dan praktik langsung dalam pengisian buku keuangan untuk hari itu,”ujarnya.
Dan yang terakhir, sebut Dea, yakni tahap pendampingan, yang merupakan kegiatan lanjutan setelah dilakukannya sosialisasi. Pendampingan dilakukan untuk memberikan arahan dan membantu dalam pengisian buku keuangan di warung Bu Karti. Setiap dua hari sekali dilakukan kunjungan rutin dengan menanyakan komoditas sayur apa saja yang dibeli dan dijual di pasar. Pengisian buku keuangan tersebut seringkali dibantu dikarenakan kesibukan lainnya yang dimiliki oleh Bu Karti. Pencatatan jumlah utang-piutang juga diperhatikan dalam pengisiannya.
”Utang yang telah dibayarkan dapat dilakukan ceklis dengan diikuti tanggal pelunasan. Adanya kolom utang piutang berguna untuk mengingatkan Bu Karti dalam kesalahan yang dapat diterjadi jika lupa dan ragu dalam jumlah nominal uang,” lanjutnya.
Berdasarkan kegiatan masyarakat yang dilaksanakan, adanya sosialisasi mengenai laporan keuangan dapat membantu usaha dagangan sayur Bu Karti untuk melihat pengeluaran dan pemasukan selama sehari. Penerapan laporan keuangan jika dilakukan secara intensif dapat memprediksi penghasilan bulanan dari usaha warung sayur Bu Karti. Pelaksanaan pendampingan dilakukan selama dua minggu dan dapat diterapkan dengan baik.
”Kegiatan sosialisasi dan pendampingan penerapan laporan keuangan bertujuan untuk memberikan wawasan dan keahlian baru kepada pedagang sayur khususnya di desa Claket untuk menerapkan pengelolaan keuangan. Dengan harapan dapat menjalankan dan menerapkan pengelolaan keuangan yang baik dan bersistem untuk kedepannya,” tutupnya.
Penulis : Deanisa Herawati Putri