PAMEKASAN, GELORAJATIM.COM – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya bersama IAIN Madura menggelar kegiatan Training Cek Fakta yang diikuti sejumlah jurnalis media dan mahasiswa pegiat LPM kampus. Tujuannya untuk memahami berbagai ragam informasi dan menangkal informasi hoaks.
Sekretaris AJI Kota Surabaya Andre Yuris mengatakan kegiatan training cek fakta dapat meningkatkan kapasitas jurnalis, sehingga bisa meminimalisir hoaks. Sebab hoaks sangat mudah diciptakan. Bahkan secara tidak sadar, publik figur juga terlibat dalam produksi hoaks.
Menurutnya, program cek fakta sudah berjalan sejak tahun 2018 lalu hasil kerjasama antara AJI Indonesia dengan Google Initiative. Di lingkungan jurnalis, sudah ada 3.800 lebih jurnalis seluruh Indonesia yang mengikuti program cek fakta.
“Kita bisa belajar bagaimana peristiwa hoaks Ratna Sarumpaet. Banyak orang yang percaya dengan hoaks tersebut yang kemudian diamplifikasi oleh tokoh-tokoh lainnya,” kata Andre, Jumat (18/11/2022).
Lebih lanjut dia menyampaikan hoaks semakin meluas karena tidak disaring sebelum sharing, malas verifikasi sendiri, tidak tahu cara verifikasinya, literasi yang lemah, jurnalisme yang lemah, terlalu mencintai tokoh dan terlalu membenci tokoh.
Sementara itu, peserta pelatihan Achmad Syafii mengaku pernah menjadi korban penerimaan hoaks. Pada saat marak-maraknya covid-19, ada informasi bahwa dengan makan telur pada dini hari akan sembuh dan terhindar dari penularan Covid-19.
”Akibat hoaks makan telur itu, dagangan telur orang tua saya disebu pembeli malam-malam. Orang juga percaya dengan informasi itu,” terang Syafii.
Terpisah, Panitia Pelaksana Taufiqurrahman menyampaikan sedikitnya ada 20 jurnalis yang ikut jadi peserta dan digembeleng materi cek fakta.
Jurnalis tersebut, kata dia, terdiri dari 15 jurnalis media lokal dan nasional yang berada di Pamekasan, dan 5 jurnalis dari LPM Activita IAIN Madura.
Reporter: Rus