PROBOLINGGO, GELORAJATIM.COM – Mahasiswa Kelompok 45 KKN Tematik MBKM UPN ‘Veteran’ Jawa Timur telah melakukan pendampingan pencegahan stunting dalam kegiatan posyandu di desa Pabean, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini. Kegiatan berlangsung pada tanggal 06 April 2023 di Posyandu Ananda 2 dan 11 April 2023 di Posyandu Ananda 5 Desa Pabean.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu atau para orang tua tentang stunting. Kegiatan pendampingan pencegahan stunting tersebut sejalan dengan salah satu fokus pemerintah saat ini agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan dengan pengadaan sosialisasi oleh Mahasiswa Kelompok 45 KKN Tematik MBKM UPN ‘Veteran’ Jawa Timur didampingi oleh ibu-ibu kader posyandu dan dilanjutkan pembagian leaflet mengenai pengertian stunting, ciri-ciri stunting, dampak jangka pendek dan jangka panjang untuk anak kini dan nanti, hingga cara cegah stunting mulai dari calon pengantin, ibu hamil, dan bayi.

Perlu di ketahui bersama bahwa berdasar pada Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Definisi Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Mahasiswa Kelompok 45 KKN Tematik MBKM ‘Veteran’ Jawa Timur bersama dengan ibu-ibu kader posyandu terlebih dulu memberikan pelayanan dengan melakukan penimbangan agar bisa dipantau pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak. Setelah itu, pemberian makanan tambahan (PMT) dan mengumpulkan ibu-ibu atau para orang tua untuk diberikan sosialisasi tentang kesehatan khususnya pencegahan stunting.
Secara garis besar, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Seringkali masalah-masalah non kesehatan yang menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah pemberdayaan lingkungan.

Oleh karena itu, sangat penting adanya peran semua sektor dan tatanan masyarakat untuk melakukan gerakan cegah stunting termasuk pemberian edukasi juga diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan ibu dan anaknya.
Kita telah, sedang, dan masih akan menikmati Bonus Demografi. Stunting sangat berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM), yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas SDM dan bonus demografi (pertambahan jumlah penduduk produktif yang besar) tidak termanfaatkan dengan baik.
Akhir kegiatan sosialisasi dan pembagian leaflet tentang stunting mendapatkan tanggapan atau respon baik dari ibu-ibu atau para orangtua yang datang di posyandu. Mereka mendapatkan tambahan bekal pengetahuan dan perilaku yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan guna mencegah terjadinya stunting pada anak mereka maupun memperbaiki generasi muda mendatang.
( penulis: Mahasiswa Kelompok 45 KKN Tematik MBKM UPN ‘Veteran’ Jawa Timur )
Editor : teguh w.

Tinggalkan Balasan