Warga Desa Tambakrejo Kecamatan Gurah, Kediri didampingi dosen UPN Veteran Jatim usai penanaman hidroponik.
GeloraJatim.com – Tim dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur yang terdiri dari Dona Wahyuning Laily, Dita Atasa dan Prasmita Dian Wijayati memberikan pemberdayaan kepada warga khususnya ibu rumah tangga di Desa Tambakrejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, Selasa (10/8/2021) lalu. Pemberdayaan tersebut, dalam bentuk pelatihan bercocok tanam hidroponik berupa sayuran dan buah.
Dona Wahyuning Laily selaku dosen UPN Veteran Jatim menyampaikan hidroponik menjadi salah satu kunci urban farming di era modern, cukup praktis dan bersih karena sifatnya yang soil-less. Bercocok tanam hidropoik tidak membutuhkan lahan yang luas seperti sistem tanam konvensional. Perawatannya relatif mudah yang menjadikan hidroponik naik daun ketika masyarakat dipaksa untuk di rumah saja akibat Covid-19. Dengan segala kemudahan dan kepraktisannya, hidroponik dapat langsung dipraktekkan oleh seorang ibu rumah tangga. Pemberdayaan ekonomi melalui hidroponik bagi ibu rumah tangga sangat pas sebagai upaya membantu pemerintah dalam melakukan recovery ekonomi.
“Hidroponik juga mendukung ketahanan pangan keluarga, karena sebagian besar merupakan tanaman hortikultura (sayur, buah) dan dapat dibudidayakan dengan cara hidroponik. Rumah tangga hanya memerlukan media, seperti pipa atau baskom untuk menanam sayuran atau buah,” jelasnya, Selasa (21/9/2021).
Sementara menurut Dita Atasa dari dosen UPN Veteran Jatim menyampaikan bahwa sistem tanam konvensional yang menggunakan tanah dengan sistem hidroponik sedikit berbeda. Tanah secara alami sudah menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, namun air tidak. Nutrisi sangat dibutuhkan tanaman dan harus terkandung dalam air agar tumbuh sesuai harapan. “Unsur hara yang perlu ada untuk pertumbuhan tanaman antara lain nitrogen, fosfat, kalsium, sulfur dan magnesium. Tiap tanaman memiliki kebutuhan unsur hara berbeda-beda yang dapat diukur sesuai kebutuhan tanaman sendiri,” ungkapnya.
Menambahkan, Prasmita Dian Wijayati dosem UPN Veteran Jatim mengatakan tujuan utama dari pelatihan hidroponik bagi ibu rumah tangga adalah pemangkasan biaya konsumsi terhadap pangan, khususnya pangan segar. Maraknya PHK menjadi momok bagi rumah tangga, karena khawatir tidak memenuhi kebutuhan konsumsi pangan sehari-hari. Ketika sayuran dapat dipenuhi di rumah, maka konsen utama pemenuhan kebutuhan pangan adalah membeli pangan sumber karbohidrat. Jika panen telah tercukupi, sisanya dapat dijual untuk bisnis skala keluarga sehingga ekonomi terselamatkan. Dilengkapi cara packaging menarik, sayur dan buah dapat dijual di pasar modern atau online dengan harga lebih tinggi dibanding di pasar tradisional.
“Dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh, baik aspek bisnis dan ketahanan pangan, tidak ada alasan bagi ibu rumah tangga untuk mulai menanam di rumah. Jika aspek bisnis belum dapat dicapai, setidaknya anggaran pengeluaran kebutuhan pangan dapat hemat dan dialokasikan ke kebutuhan lain. Tak perlu seorang yang expert untuk menjalaninya, karena otodidak pun dapat dilakukan,” tutupnya. (san)