Sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos organik rumah tangga dari tim UPN Veteran Jatim.
Gelorajatim.com – Surabaya merupakan Kota Metropolitan yang sangat padat dan pola konsumsi barang primer, sekunder dan tersier rumah tangga atau publik tergolong tinggi. Pola ini akan memiliki implikasi terhadap produksi sampah di Surabaya. Pusat pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) belum berjalan di semua Kelurahan Kota Surabaya.
Berdasarkan hal tersebut, Dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur gelar program pemanfaatan ipteks bagi masyarakat yang telah dilakukan di Balai RW 03 Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, Minggu (4/7/2021) kemarin.l
Pada kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan tim dosen UPN Veteran Jawa Timur tetap menerapkan protokol kesehatan sangat ketat dan disiplin dengan terlebih dulu peserta pelatihan diukur suhu tubuhnya, dibagikan masker, juga di sediakan hand sanitizer. Sebagai penggagas program pengabdian ini adalah rekan-rekan dosen UPN Veteran Jawa Timur berjumlah enam orang yang diketuai Dr. T. Ir. Dyah Suci Perwitasari, M.T., dibantu tiga mahasiswa dari Fakultas Teknik, UPN “Veteran” Jawa Timur. Sedangkan pelatihan kompos dipandu bu Aini dan bu Dhani dari UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dr. T. Ir. Dyah Suci Perwitasari, MT selaku ketua tim pengabdian masyarakat UPN Veteran Jawa Timur mengatakan pembuatan kompos ini sangat mudah dan cocok apabila diterapkan di wilayah perkotaan yang minim lahan. Semua proses memanfaatkan limbah, mulai dari ember pembuatan kompos, bahan kompos organik, hingga cairan bioaktivator menggunakan air cucian beras (leri). Kemudian kompos disusun pada ember bekas yang dilubangi alasnya, dan sampah organik disusun secara berlapis, berturut-turut sampah coklat (tanah, daun kering), sampah hijau (sayur, kulit buah), sampah coklat, atau berulang hingga penuh dan disiram dengan air leri.
“Perbandingan sampah coklat dengan sampah hijau sendiri yaitu 2:1. Apabila komposter belum penuh, sampah hijau bisa ditambahkan dengan susunan yang berulang, seperti di atas,” terang Dosen Dyah, Jum’at (9/7/2021).
Dosen Dyah menyampaikan selama ini mereka menganggap pembuatan kompos cukup rumit dan menghasilkan bau yang kurang sedap. Pelatihan ini juga memberikan alternatif baru bagi warga serta pengenalan hidroponik. Dengan di pandu Bu Prima, Pak Pardi, dan Pak Nailul, warga secara seksama mengetahui langkah bertanam hidroponik. Guna implementasi program pelatihan ini, panitia turut membagikan kit komposter sederhana, kit hidropink dan bak sampah kepada pengurus PKK RW 03 Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
Besar harapan warga kegiatan ini bisa berlangsung secara berkesinambungan, bahkan memberikan wadah untuk berwirausaha kedepannya melalui pengolahan sampah. (dha/azl)