SURABAYA, GELORAJATIM.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Dinas Sosial (Dinsos) Jatim memberikan perhatian khusus kepada relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jatim dengan memberikan perlindungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK).
Hal itu terungkap dalam kegiatan Pembinaan Tagana dan Sosialisasi BPJS TK yang berlangsung di Aula Gedung A Dinsos Jatim, Selasa (26/9/2023). Hadir dalam acara tersebut, Koordinator Tagana Provinsi Jatim, perwakilan Dinsos 38 kabupaten/kota, koordinator dan petugas posko Tagana 38 kabupaten/kota, serta perwakilan Kantor Wilayah (Kanwil) BPJS TK Jatim dan BPJS TK Cabang Juanda.
Sebelumnya, Tagana Jatim telah mendapat perlindungan BPJS TK secara mandiri yang biaya kepesertaannya diambil dari tali asih yang diberikan Dinsos Jatim. Namun, sejak November 2023, biaya kepesertaan anggota Tagana di-cover oleh Dinsos Jatim selaku Pembina Tagana.
Kepala Dinsos Jatim Dra Restu Novi Widiani MM melalui Sekretaris Dinsos Jatim Yusmanu SST menjelaskan, pembayaran iuran BPJS TK ini diberikan untuk semua anggota Tagana se-Jatim yang berjumlah 1.900 orang.
“Ini adalah perhatian dari ibu Gubernur Jatim melalui Dinsos Jatim karena Tagana selalu membantu ibu Gubernur dalam setiap kegiatan. Yang terbaru, Tagana turut aktif dalam membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan,” katanya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan pesan khusus Kepala Dinsos Jatim kepada Tagana untuk selalu menjaga kesehatan dan kekompakan.
Kepala Bidang Penanganan Bencana Sukardi SH MSi menambahkan, sosialisasi diberikan terkait perubahan kepesertaan Tagana dalam BPJS TK yang semula mandiri atau program Bukan Penerima Upah (BPU) menjadi program Penerima Upah (PU).
“Hak yang diterima anggota Tagana sama meskipun ada perbedaan program BPU menjadi PU. Yang kami tekankan dalam pembinaan, ibu Kepala Dinsos Jatim tidak menginginkan ada temuan di lapangan. Jadi, jangan sampai ada anggota yang tidak aktif, tapi tetap mendapatkan hak itu,” tegasnya.
Oleh karena itu, dalam pembinaan ini dilakukan verifikasi keanggotaan Tagana yang aktif dan tidak. Anggota yang tidak aktif akan digantikan dengan anggota yang telah mendapatkan pelatihan dan memiliki sertifikat, tetapi belum mendapatkan tali asih.
“Kami menghadirkan teman-teman dari kabupaten/kota agar satu persepsi,” tambahnya.
Kebijakan Dinsos Jatim ini mendapat sambutan hangat dari Koordinator Tagana Provinsi Jatim Twi Adi. Mewakili seluruh anggota Tagana di Jatim, dia mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian Dinsos Jatim kepada Tagana yang memberikan rasa aman, rasa nyaman, baik untuk Tagana maupun keluarga yang ditinggal bertugas.
“Apalagi ada beberapa kemudahan. Di antaranya, jika kepesertaan sudah tiga tahun dan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya sampai meninggal dunia, ada jaminan beasiswa sampai perguruan tinggi. Selain itu, terjadi kecelakaan kerja kami mendapatkan kemudahan untuk komunikasi dengan rumah sakit-rumah sakit di wilayah Jatim,” ungkapnya.
Twi menambahkan, pihaknya juga ingin bersinergi dengan Kanwil BPJS TK Jatim tidak hanya dalam konteks kepesertaan, tetapi juga dalam konteks kemanusiaan.
“Dulu pernah ada kegiatan gathering Tagana dengan BPJS TK. Di situ kami sharing dengan konsep jagongan (bincang santai). Kami juga berharap support BPJS TK untuk kegiatan kami yang sifatnya untuk kepentingan masyarakat, misalnya dalam penanggulangan bencana,” jelasnya.
Twi juga mengatakan, saat ini program BPJS TK yang diikuti Tagana ialah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
“Untuk Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), kami memang belum sampai di situ. Tetapi, kami tetap berharap teman-teman dilindungi dengan full protect (perlindungan penuh) dari jaminan BPJS TK,” pungkasnya.
Usai pembinaan dan sosialisasi, anggota Tagana Provinsi Jatim menerima tali asih sebesar Rp750 ribu per triwulan. (Her)
