GRESIK, GELORAJATIM.COM – Adanya sejumlah orang yang mengatasnamakan buruh berdemo di PT. Surya Pertiwi Nusantara atau dikenal dengan PT. TOTO dikeluhkan oleh masyarakat desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik.
Akhirnya puluhan warga Krikilan, Kamis 6 April 2023 pagi tadi mendatangi kantor desa setempat. Tujuan mereka ialah menyampaikan penolakan terhadap aksi sejumlah orang yang melakukan demo tersebut, lantaran merasa risih dengan demo yang sudah berjilid-jilid.
Aksi warga dipimpin oleh Kuncoro. Menurut Kuncoro, pihaknya tidak memihak siapapun dalam aksi ini. Hanya dia memandang masyarakat desa Krikilan yang telah banyak terbantu oleh kehadiran PT TOTO di wilayahnya.
“Untuk menarik investasi masuk itu sangat sulit. Jika ada perusahaan yang sudah masuk ke desa Krikilan dan memberi manfaat kepada masyarakat sekitar, jangan ganggu. Itu termasuk pabrik lain, tidak hanya PT TOTO,” kata Kuncoro melalui orasinya yang disampaikan di kantor Desa Krikilan.
Terkait dengan demo di depan pabrik PT TOTO, Kuncoro menilai pihak pabrik telah menawarkan solusi kepada karyawan yang tidak lagi bekerja di PT TOTO. Namun, tawaran itu ditolak. Salah satunya ialah dipekerjakan di perusahaan lain oleh perusahaan outsourching tempat mereka bekerja.
“Tapi ditolak dan ingin tetap bekerja di PT TOTO. Jika terus demo seperti itu, yang dirugikan tidak hanya PT TOTO, tapi warga Desa Krikilan yang selama ini bekerja disana” katanya.
Karena itu, Kuncoro bersama puluhan warga mendatangi kantor desa Krikilan untuk menemui Kepala desa Krikilan dan minta izin membubarkan aksi pendemo.
“Kami disini minta izin kepada Pak Kades untuk membubarkan aksi yang dilakukan oknum buruh dari luar daerah, yang demo di depan pabrik PT Surya Pertiwi Nusantara. Demo itu yang sangat menggangu kenyamanan dan ketentraman masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa,” katanya.
Kuncoro selaku Koordinator dan tokoh masyarakat desa Krikilan mengharapkan kepada pengunjuk rasa agar bisa menjaga ketertiban dan ketentraman dalam melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan.
“Kalau perusahaan didemo kayak begitu dan ditutup aksesnya, bisa-bisa perusahaan gulung tikar dan yang dirugikan masyarakat sekitar karena separuh dari karyawan PT TOTO tersebut adalah warga desa Krikilan,” ujar Kuncoro.
Terpisah, Aris Gunawan selaku Ketua LSM Front Pembela Suara Rakyat (FPSR) yang juga warga desa Krikilan mengharapkan agar demo ada batasan serta aturan agar tidak terjadi bentrok antara warga desa Krikilan dan pendemo perusahaan.
“Tolong kepada pendemo, tertib dan sampaikan aspirasi dengan jalur mediasi. Semua pasti ada solusi, karena kami ingin desa Krikilan yang tertib dan aman serta kondusif,” kata dia.
Editor: teguh w.

Tinggalkan Balasan