GRESIK, GELORAJATIM.COM – Penggerudukan kembali terjadi di kantor developer perumahan GPR (Grand Pavilion Regency) yang berlokasi di Perumahan Bukit Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Ratusan warga menagih janji kepada PT. Berkat Sinar Bambe (KSO – PT. Bambe Sinar Surya Timur dan PT. Berkat Jaya Propertindo), Minggu, (25/02/2024).
Aksi tagih janji ini digelar lantaran PT. Berkat Sinar Bambe saat ini yang sedang melakukan pembangunan penambahan unit perumahan dan cluster GPR mengingkari beberapa kesepakatan bersama pemangku wilayah dalam hal ini mewakili warga setempat, berdampak terjadinya banjir pada sejumlah pemukiman warga perumahan Bukit Bambe yang semakin parah.
Sebelumnya warga masyarakat di perumahan tersebut berkeluh kesah terkait dengan banjir tahunan yang melanda saat musim penghujan tiba dan sudah menimpa selama 25 tahun serta kebutuhan paling vital dan mendasar yakni belum terpenuhi secara maksimal suplai air bersih PDAM yang tidak sebanding antara distribusi konsumsi warga perumahan dengan pasok air yang semestinya menjadi salah satu tanggung jawab pihak developer sebagai pengembang perumahan dikarenakan saat akad pembelian unit rumah merupakan bagian hak yang melekat kepada pembeli rumah dengan tersedianya supply air bersih PDAM yang mengalir ke masing-masing rumah warga selama 24 jam.
Rifan perwakilan dari developer PT. Berkat Sinar Bambe (KSO) saat itu hadir menemui aksi warga menjanjikan kembali akan menyelesaikan kesepakatan tersebut untuk mengurangi dampak banjir dengan menyelesaikan pembuatan jembatan di titik lokasi berdekatan dengan SMP Negeri 33 Kabupaten Gresik serta menambah sudetan utama selokan jalan tengah tepatnya Gang X dan XIV lingkungan perumahan Bukit Bambe, sekaligus meminta dukungan warga untuk menggedor pihak manajemen perusahaan sehingga dapat terwujudnya keinginan warga terbebas dari banjir dalam tempo 10 hari kerja, terhitung mulai tanggal 26 Februari – 05 Maret 2024.
Permasalahan dampak dari pembangunan perumahan sebenarnya dapat diantisipasi semenjak dini jika terdapat adanya suatu perencanaan yang matang dengan perhitungan teknis yang tepat.
Sementara itu H. Supriyadi salah satu tokoh masyarakat yang selama ini sangat getol memperjuangkan kondisi lingkungan yang memprihatinkan akhir-akhir ini terjadi mengungkapkan, “Tuntutan warga selama ini selain poin banjir adalah masalah PDAM, fasum/fasos dan perbaikan infrastruktur jalan warga yang rusak”
Suprayidno yang juga perwakilan dari developer turut menjelaskan, setelah permasalahan ini dibawa dalam forum di balai desa dengan menghadirkan pihak PDAM, dalam hal ini Direktur Umum, tak lama berselang developer diajak pertemuan untuk melakukan pembahasan terkait masalah air PDAM, juga tak lupa menyampaikan terimakasihnya kepada BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Bambe yang telah memfasilitasi pertemuan tersebut sehingga saat ini pihaknya tidak lagi berhubungan dengan kasie (Kepala seksi) melainkan langsung kepada para direksi PDAM Gresik.
BPD yang mempunyai salah satu fungsi dan tugas mengawal dan menyampaikan aspirasi masyarakat terkait permasalahan inipun, telah beberapa kali melakukan dukungannya dalam memperjuangkan kepentingan warga perumahan Bukit Bambe.
HR. Hendry Ketua BPD Bambe pada kesempatan yang sama menerangkan, “Bahwa setelah menggelar musyawarah desa, kami berkirim surat berikut lampiran hasil musdes kepada pihak PDAM dan Developer dengan tembusan Bupati, Ketua DPRD dan Komisi II DPRD Kabupaten Gresik”
“Berharap mendapatkan penanganan lebih serius lagi dengan tetap menunggu hasil kesepakatan bersama dari pihak developer dan PDAM, sebagai aspek legalitas yang akan digunakan sebagai bahan materi pada musyawarah desa berikutnya, serta perhatian dan dukungan dari pemerintahan kabupaten Gresik, yang selama ini warga masyarakat menjadi korban” pungkas HR. Hendry yang juga Ketua BPD Gresik. (Wd)