Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor saat meninjau kondisi peserta vaksin dan relawan agar tidak ikut-ikutan panik.
Gelorajatim.com _ Masyarakat diminta tidak panik, dan mengisi form pendaftaran yang diperoleh dari desa/kelurahan masing-masing adalah syarat pertama mengikuti vaksinasi di Kabupaten Sidoarjo. Ketentuan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah datang ke tempat vaksinasi sesuai dengan waktu atau jam yang telah dijadwalkan.
Permintaan ini disampaikan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor agar selama pelaksanaan vaksinasi berjalan tertib dan lancar. “Jadi datang sesuai jam jadwal yang sudah ditentukan dan tidak perlu panik, karena warga yang sudah mengisi form pendaftaran vaksin dari desa pasti akan dilayani,” pinta Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor saat meninjau langsung pelaksanaan vaksin massal di Yon Arhanud – 8/MBC, Senin (12/7/2021) tadi pagi.
Ia juga minta bila menerima informasi bahwa syarat mengikuti vaksinasi cukup membawa KTP saja dan daftar online maka dipastikan info itu tidak benar. Karena semua proses pendaftaran harus melalui desa/kelurahan masing-masing. “Pendaftaran melalui desa/kelurahan masing-masing dan tidak ada pendaftaran melalui online,” tegasnya.
Saat ini dinas kesehatan tengah menggencarkan vaksinasi untuk warga Sidoarjo. Seluruh Puskesmas di Sidoarjo setiap hari (kecuali hari Minggu) melakukan vaksinasi. Peserta vaksinasi akan didata melalui desa masing-masing. ”Pemkab Sidoarjo bersama dengan relawan atau stakeholder terkait dibantu jajaran TNI – Polri juga tengah melakukan upaya percepatan dengan menggelar vaksinasi massal. Mohon masyarakat bersabar, datang dengan tertib,” ucapnya.
Target vaksinasi yang diberikan Pemprov Jatim ke Pemkab Sidoarjo sehari 15 ribu orang. Untuk mencapai target itu, Pemkab Sidoarjo bersama jajaran TNI – Polri dan relawan tengah fokus bekerja. “Tenaga vaksinator dibantu para relawan saat ini kerja optimal, target kita satu jam para vaksinator bisa melayani 1.500 orang. Makanya kita atur agar masyarakat yang datang bisa tertib dan target itu bisa kita capai,” terangnya.
Di sisi lain, banyaknya informasi hoax di tengah situasi pemerintah gencar-gencarnya melakukan percepatan vaksinasi dinilai sangat mengganggu kelancaran vaksinasi. Seperti halnya vaksinasi massal yang dilakukan Pemkab Sidoarjo. Disaat aparatur pemerintah bahu membahu bersama dengan para tenaga kesehatan (Nakes) dan jajaran TNI – Polri bekerja keras menyiapkan segala keperluan agar pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar tetapi masih ada yang dengan mudahnya menyebarkan informasi hoax.
Oleh karena itu, saya minta agar para penyebar hoax segera berhenti karena itu akan menghambat kelancaran vaksinasi. Bagi penyebar hoax segeralah berhenti, karena ini urusan kemanusiaan lebih baik bantu pemerintah. “Sekarang ini kita sedang menghadapi wabah dan butuh percepatan vaksinasi,” pinta Gus Muhdlor sapaan akrabnya.
Gus Muhdlor juga menghimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang banyak beredar di media sosial. Informasi bisa diklarifikasi melalui perangkat desa atau media sosial milik pemerintah.
“Saya mohon kepada masyarakat apabila mendapatkan informasi yang belum jelas kepastiannya agar tidak langsung menyebarkan ke WhatsApp grup atau media sosial lainnya. Demi kelancaran proses vaksinasi, setiap informasi jangan langsung dipercaya,” himbaunya. (asup/azl)