PAMEKASAN, GELORAJATIM.COM – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam memberikan julukan kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD sebagai seorang pendekar ‘Arya Wiraraja’ masa kini. Sebab Mantan Mahkamah Konstitusi itu tidak hanya dikenal tegas, namun ia bisa menginspirasi Indonesia wabil khusus warga Madura.
Sementara Arya Wiraraja adalah seorang pemimpin di Pulau Madura pada abad ke 13 masehi. Di kerajaan Singasari sebelum menduduki Madura, ia tegas dan dikenal sebagai pengatur siasat pada masa kejatuhan Kerajaan Singasari.
“Kita doakan terus semoga Bapak Mahfud MD bisa menginspirasi Indonesia dan menjadi Arya Wiraraja masa kini,“ kata Bupati Baddrut Tamam saat menyambut kedatangan Menko Polhukam Mahfud MD di Pondok Pesantren Al Mardliyyah di Desa Tagangser Laok, Kecamatan Waru.
Lebih lanjut, Politisi muda PKB itu mengaku bangga hadirnya seorang tokoh yang menjadi barometer Madura dari kalangan sipil yang berlatar belakang santri. Tidak hanya itu, Bupati juga mendoakan keluarga besar pondok pesantren yang menjadi tempat menimba ilmu Menko Polhukam Mahfud MD, senantiasa dalam keadaan sehat serta panjang umur.
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD mengaku tidak ada kepentingan dan pesan khusus kecuali murni memang silaturahmi. Sebab sebagai pejabat tinggi negara, dirinya tidak bisa melepaskan hubungan emosional dengan pesantren yang pernah mengenalkan agama.
”Karena di pesantren ini kami bisa mengenal agama. Sebenarnya silaturahmi ini bukanlah hanya kali ini saja. Sewaktu masih belajar dan lulus kuliah, kami tetap menjalin silaturahmi,” kata Mahfud MD di hadapan alumni.
Mahfud menceritakan awal mula menjadi santri. Kala itu ayahnya menjadi seorang aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di kecamatan setempat. Ayahnya memasrahkan kepada Kiai Mardiyan yakni pengasuh sekaligus pendiri pondok pesantren untuk belajar agama.
“Waktu itu santri yang belajar di sini masih puluhan tidak sampai ratusan. Mengetahui saya anak pejabat, saya disini diperlakukan beda dengan santri lain,” ujarnya.
Perlakuan berbeda itu dirasakan Mahfud ketika sang kiai hendak sarapan di pagi hari, dirinya dipanggil untuk makan bersama. Sementara santri lain makan dengan cara memasak sendiri. Dirinya tidak bisa membayangkan betapa banyak pengalaman dan pesan moral sang kiai yang dirasakan saat ini cukup berarti.
“Saya sama kiai diajak makan bareng sampai perut saya kenyang. Namun ketika kenyang, kiai memberi pesan kalau jadi seorang pejabat jangan sampai serakah,” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Mardiyyah K. Saiful Bahri Abdul Hamid menyambut baik silaturahmi kedatangan rombongan sejumlah pejabat Menkopolhukam Mahfud MD. Dia mengaku salut meski jadi pejabat negara, Mahfud tetap rendah hati dan mengingat pesantren yang dulu ia belajar.
“Kita doakan Pak Mahfud MD selalu sehat dan tetap dalam lindungan Allah SWT,” doanya.
Reporter: Rus