SURABAYA, GELORAJATIM.COM – Dewasa ini banyak sekali sosialisasi makanan-makanan sehat menggunakan bahan pangan local yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan local. Indonesia sebagai salah satu negara penghasil bahan pangan terbesar di asia terutama bahan pangan singkong yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia mengupayakan agar bahan pangan tersebut tetap bermanfaat dan tidak mengalami kerugian.
Banyaknya petani singkong di Indonesia ini dan hasil panen singkong setiap tahunnya membuat generasi muda untuk selalu berinovasi memanfaatkan bahan pangan singkong tersebut menjadi olahan yang enak dan sehat. Singkong kini telah diinovasikan menjadi berbagai olahan pangan salah satunya diolah menjadi tepung mocaf yang bersifat non gluten dan mengandung banyak serat.
Tepung mocaf adalah tepung olahan dari singkong yang diolah menggunakan bakteri. Bakteri yang digunakan untuk fermentasi singkong adalah baketri asam laktat. Fermentasi tersebut mempengaruhi tekstur dan warna tepung yang dihasilkan.
Penggunaan singkong sekarang lebih banyak digunakan untuk untuk mengganti tepung terigu atau disubtitusikan dengan bahan lain guna mengurangi kandungan gluten di dalam tepung terigu. Gluten sendiri adalah protein yang berada di dalam serealia, gandum, oat dan biji-bijian lain yang jika dikonsumsi secara berlebihan akan memberikan efek negative bagi tubuh.
Tim KKN Teknologi Pangan UPN ”Veteran” Jawa Timur pada hari Sabtu, 10 Juni 2023 melakukan sosialisasi tentang produk pangan gluten free dengan pengganti tepung terigu. Tim KKN juga mencoba membuat produk inovasi pangan brownies gluten free yang terbuat dari bahan-bahan free gluten seperti tepung mocaf.
Sosialisasi pentingnya mengurangi gluten free dilakukan dari kalangan ibu-ibu PKK karena komunitas mereka yang biasa sering mengolah kue atau roti. Penggunaan tepung mocaf yang di subtitusikan dengan tepung beras dan tepung maizena ini menjadi opsi olahan makanan pengganti tepung terigu sebagai makanan bebas gluten pada konsumsi sehari-har
Dalam sosialisasi brownies gluten free ini mendapatkan feedback yang sangat baik dari ibu-ibu. Menurut ibu Hastati salah satu pengurus PKK Bulak cumpat beliau mengatakan bahwa rasa dan penampilan dari brownies gluten free ini tidak berbeda dengan brownies tepung terigu. “kalau tadi tidak diberi tahu ini terbuat dari tepung mocaf saya kira saya sedang makan brownies biasa seperti brownies di toko roti dengan bahan tepung terigu” ungkapnya.
Penambahan tepung mocaf pada pembuatan brownies tidak akan mengubah rasa, warna, penampakan dari brownies namun sedikit mengubah tekstur dari brownies menjadi sedikit lebih rapuh. Hal tersebut bisa diperbaiki dengan penambahan beberapa bahan pendukung seperti telur agar adonan tetap terikat dan menyatu dengan bahan lain. Tepung maizena dan tepung beras juga berfungsi untuk membantu tekstur brownies agar tidak gampang rapuh dan kenyal.
Brownies gluten free ini disukai ibu-ibu PKK bulak cumpat karena rasa dan warna seperti brownies pada umumnya tidak meninggalkan rasa singkong dan bau kecut hasil fermentasi. Beberapa ibu-ibu juga mulai tertarik untuk membeli tepung mocaf karena penggunaannya yang dapat mengganti tepung terigu pada beberapa olahan pangan.
Banyak juga ibu-ibu yang mulai tertarik dengan tepung mocaf sebagai solusi diet mereka. Harapan saya setelah dilakukannya sosialisasi ini, warga menjadi tahu dan ingin mencari tahu tentang pentingnya mengkonsumsi makanan gluten free dan terus ingin mengembangkan pangan local menjadi makanan sehat untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Penulis: Najakh Nur Haiizah, tim KKN teknologi pangan UPN Veteran Jatim
Tinggalkan Balasan